27

94 22 0
                                    

"Headset baru akan keluar akhir tahun ini, ku pikir kau harus memesannya atau harus mengantre di kala orang-orang menyaksikan kembang api dan berpesta."

Kak Seungcheol berdiri di depan pintu kamarku, lalu berjalan masuk setelah menutup pintu. Di ruang tamu, aku bisa melihat kedua orangtuaku tengah asyik menonton TV, mengunyah buah sebagai cemilan. Pernyataannya membuat fokusku teralihkan secara sempurna kepada pemilik bulu mata panjang yang kini duduk di sisi kasur, menatapku dengan senyuman teramat lebar. Kedua tangannya terlipat di depan dada, bossy, puas sekali mendapatkan hal menarik selain komputer di hidupnya.

"Minghao menyukaimu."

Setelah melihat sketch book Minghao yang tertinggal, pernyataan itu tidak lagi mengejutkan meski aku masih berharap apa yang ku dengar hanyalah bualan Kak Seungcheol. Tetapi aku tahu, Kakakku itu tidak berbohong, apalagi ia telah bertemu secara 4 mata dengan Minghao beberapa jam yang lalu.

"Hmm... terus dia bilang apa saja?"

"Tidak banyak." Ucap Kak Seungcheol sembari mengingat-ngingat pertemuannya tadi. "Dia meminta izin padaku--yang ku izinkan. Teru--"

"Tunggu! Kau mengizinkannya!?"

"Ya... apakah aku punya alasan untuk tidak mengizinkannya?"

Aku memutar kedua bola mata. Kini kursi yang ku duduki sudah berubah haluan, tepat berhadapan dengan Kak Seungcheol yang menatapku heran. "Kau menyukai orang lain?" Tanyanya refleks membuatku melemparinya dengan buku yang dipinjami Mrs. Bae kepadaku.

Untung saja Kak Seungcheol bisa menangkapnya dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untung saja Kak Seungcheol bisa menangkapnya dengan cepat. Kalau tidak aku akan frustasi apabila buku itu rusak.

"Lanjutkan!" Titahku.

"Ya, dia bilang... dia menyukaimu sejak lama. Dan sepertinya akan mengutarakan perasaannya kepadamu sesegera mungkin, yang ku taksir akhir tahun ini. Kau tahu sendiri, kan? Akhir tahun memang waktu yang pas untuk menyatakan cinta." Jelas Kak Seungcheol dengan seringai yang menyebalkan.

Mendengar penjelasan itu tidak membuatku senang atau sedih. Aku bingung luar biasa, membayangkan Minghao benar-benar menyukaiku, menyatakan cintanya... aneh. Dia sahabatku dan aku tidak akan bisa melihatnya sebagai seseorang yang bisa bersanding di sampingku sebagai kekasih. Tapi, kalau aku menolaknya, apakah persahabatan kami akan hancur?

"Sudah ku bilang, kan? Kau harus berteman dengan perempuan, Sooah! Tidak ada persahabatan antara perempuan dan laki-laki yang tidak memiliki rasa." Kata Kak Seungcheol serius. "Aku bahkan sempat menebak kalau Seokmin yang punya rasa kepadamu, ternyata manusia semacam Minghao bisa tertarik juga denganmu."

Aku lantas melotot, ingin sekali melempari Kak Seungcheol yang mulai menyebalkan itu dengan berbagai barang di atas meja. Tapi urung. Aku masih berpikir, apa yang harus ku lakukan dengan situasi macam ini? Tentu saja aku tidak akan bisa bersikap seperti biasa lagi di depan Minghao. Tidak bisa juga bercerita kepada Seokmin atau siapa pun itu kecuali Kakakku yang sudah tahu akan kejadian ini.

Singing Stars [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang