64

85 20 0
                                    

Aku baru saja keluar dari pintu belakang mini market saat leherku digaet sebuah lengan besar nan kuat. Saat aku ingin berteriak, meminta pertolongan, si empunya tangan menyembulkan wajahnya di samping kepalaku. Tersenyum lebar seperti orang yang tidak bersalah. Lee Seokmin sialan memang. Kerjaannya selalu membuat orang terkejut. Kalau tadi aku berteriak, ia mungkin sudah jadi bulan-bulanan orang di lingkungan tempat tinggalku.

"Kau membuatku kaget, Seokmin!" Pekikku sambil mendorongnya menjauh. Seokmin terkikik, ia lagi-lagi merangkul leherku dengan erat.

"Kau kenapa, sih!?" Aku mengeluh, berusaha menyingkirkan tangannya yang memberatkan pundakku.

"Tebak!"

"Dikirimin uang?"

Seokmin menggelengkan kepala. Aku pasrah dengan posisi lengannya sekarang. Sudah terlalu capek aku bekerja, tidak ingin menambah beban dengan menyingkirkan tangan pria itu di sana. Sia-sia.

"Dapat kerjaan?"

Wajah Seokmin bimbang, ia mengetuk dagunya menggunakan jari-jari tangannya yang bebas. "Ehm... bisa tapi tidak tepat."

"Casting-mu lolos?"

Dan detik berikutnya Seokmin bersorak. Aku yang awalnya lemas jadi tersemangati. Bibirku sudah terbuka lebar, tidak percaya dengan tebakanku yang benar. Seokmin lolos casting! Seokmin lolos!!

"B-b-bagaimana, bisa!?"

Seokmin menangkupkan wajahku, dengan cepat ia menggesek ujung hidungnya pada hidungku. Tingkah yang membuatku mematung seperti manekin, jantungku berdegup kencang sekali sekarang. Ya Tuhan! Kenapa tingkah sahabatku ini ajaib sekali!?

"Karena kamu, Sooah!" Katanya sambil menyatukan dahi kami. Tentu saja aku segera mendorong dadanya agar posisi kami tidak terlalu dekat.

"Serius, Seokmin! Apa komentar mereka!?"

"Tidak ada! Kan, yang menelponku bukan juri."

Ah, benar juga.

"Jadi, kau akan latihan dengan aktor-aktor itu?"

"Tentu saja!" Seokmin berseru dengan penuh semangat. Ia menatap ke atas langit, mungkin membayangkan sesi latihan bersama para aktor ternama yang akan memainkan drama musikal bersamanya.

"Hebat." Pujiku tulus, terlepas dari sikapnya yang menyebalkan tadi. "You gotta do your best, Seokmin."

"I will!"

Senyumku lebar sekali. Aku diam memperhatikan Seokmin yang seperti cacing kepanasan. Ia pasti senang sekali. Apalagi saat gagal casting tahun lalu, ia sempat merasa down dan takut. Sekarang motivasinya sudah bangkit dan aku suka melihatnya seperti itu. Seokmin yang lebih hidup dan ceria adalah Seokmin yang ku kenal baik selama bertahun-tahun ini. Bukan berarti tidak akan menerimanya dikala sedih. Bukan. Tapi, sebagai sahabat, melihat sahabatnya ceria adalah kebahagiaan, kan?

"Hari ini kau tidak ada kerjaan lagi, kan?" Tanya Seokmin setelah puas berselebrasi.

"Hari ini kau tidak ada kerjaan lagi, kan?" Tanya Seokmin setelah puas berselebrasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengangguk, melanjutkan langkah menuju rumah. "Jangan ajak aku ke Paris!"

"Kenapa?"

"Aku mau istirahat. Mulai besok aku sudah harus nyiapin proposal magang, belum lagi nyari tempat magang. Aku masih bimbang kau ke mana."

"National Theater of Seoul?"

"Mrs. Bae tidak setuju." Kataku lirih. "Beliau mau aku ke rumah produksi."

"Itu bagus!"

Tentu bagus. Hanya aku saja yang belum siap dan merasa takut pada hal yang belum terjadi. Rasa insecure ini benar-benar buruk dan aku tidak tahu kapan bisa bebas darinya.

"Kenapa?" Seokmin berjalan mundur, ia melongokkan kepala agar bisa melihat wajahku yang menunduk.

"Nggak apa-apa."

Detik berikutnya aku sudah menubruk dadanya yang bidang. Ia sengaja berhenti berjalan, kini memegang kedua bahuku erat. "Kenapa?" Tanyanya lagi.

Aku tersenyum rikuh. "Insecure?"

"Eii... mana Sooah yang pemberani?"

"Pergi sebentar." Jawabku sambil menepis tangannya dan kembali berjalan.

Seokmin terdiam sesaat, sampai aku berbalik, memanggilnya untuk terus berjalan menuju rumah. Aku tahu, aku sedang tidak baik-baik saja. Harusnya aku bisa keluar dari permasalahan diri ini. Aku hanya terlalu takut pada hal yang belum terjadi. Padahal magang tidak susah-susah amat.

"Insecure itu boleh, tapi kau harus tahu batasnya." Kata Seokmin tiba-tiba sambil mengusap puncak kepalaku lembut.

"Ya... mungkin ini hanya pikiran sesaat. Nanti bakal hilang juga."

"Yakin?"

Aku meliriknya, dan Seokmin terkekeh. Ia kembali merangkulku. "Dari dulu kau insecure karena bersahabat denganku dan Minghao, kan? Sampai kau pura-pura menyukai Mingyu agar tidak disebut sebagai pacarku lagi."

Oh?

"T-tahu dari mana?"

"Kau bilang sendiri waktu itu."

"Eh? Kau dengar? Aku kira k--"

"Aku tahu, Sooah."

Napasku tertahan. Aku kira selama ini dia clueless soal aku yang menunjuk Mingyu. Soal kalimat Minghao yang menyakiti hatinya. Ternyata ia tahu.

"Aku tidak peduli dengan rasa insecure itu. Karena aku tahu kau tidak begitu, aku mengenalmu sejak MT. Kau orang yang hebat, Sooah. Buktinya kau bisa menang juara dua di perlombaan kemarin, kan?"

"Tapi itu pakai naskah lama! Singing Stars! Naskah Changgeuk-ku ditolak Mrs. Bae, Seokmin!"

"Dan itu bukan alasan kau tidak mau magang di rumah produksi, kan?"

Aku diam.

"Malah kau bisa belajar banyak saat magang. Kau tidak punya tanggungjawab untuk bekerja di sana. Tujuan magang untuk belajar, Sooah... ini kesempatanmu."

Aku merasa bodoh. Seokmin benar. Mengapa aku berpikir terlalu jauh? Apa ini efek terlalu banyak pikiran?

Kedua tangan Seokmin menangkup wajahku (lagi). Ia tersenyum di hadapanku, memgelus pipiku dengan lembut. "Sooah," panggilnya.

"Eung?"

"Kau harus ingat, kau adalah jimat keberuntunganku! Kau orang yang membuatku bisa begini, mungkin begitu juga bagi Minghao. Aku tidak peduli kau merasa insecure, karena pada dasarnya aku bisa lihat kalau kau orang yang hebat. Kau keren, Sooah! Kau bisa menjadi apa pun yang kau inginkan!"

Detik berikutnya aku sudah memeluk Seokmin dengan erat. Kata-katanya tidak spesial karena Minghao juga sering mengingatkanku hal yang sama. Tapi sejauh ini Seokmin yang menyadarkanku kalau magang bukanlah sesuatu yang ku takutkan. Aku hanya perlu belajar dan berani mengambil kesempatan. Bukankah aku, Choi Sooah, adalah orang yang punya tekad kuat untuk mematahkan kata-kata buruk orang tentang diriku?

Singing Stars [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang