"Pendaftarannya minggu depan. Kau sudah siap?" Mrs. Bae menyodorkanku sebuah form perlombaan yang ku terima dengan rasa gugup membuncah di dada.
Aku mengangguk kikuk. "Siap, Bu."
"Kalau tidak siap juga akan saya paksa." Kata Mrs. Bae sembari tersenyum kecil. Ia membolak-balikkan naskahku kembali, memperhatikan dengan cermat tulisanku agar revisi kali ini menjadi revisi terakhir sebelum proses pengumpulan kelak.
Mrs. Bae bukan dosen killer yang bikin dada mahasiswa deg-degan mampus saat bertemu dengannya, malah beliau adalah salah satu dosen yang lebih sering menyapa mahasiswanya terlebih dahulu. Jadi, melihat senyumnya adalah hal biasa. Tetapi aku bisa merasakan aura yang berbeda kali ini. Aura yang menyihirku menjadi lebih semangat. Aku ingin percaya diri kalau Mrs. Bae seperti itu karena senang dengan progres naskahku yang cepat ku kerjakan. Senang karena akhirnya ada naskah yang bisa ku ikut sertakan dalam lomba.
"Kau memang harus fokus memperdalam pertunjukan modern, Sooah." Kata Mrs. Bae sambil menuliskan sesuatu di naskahku.
Ku telan ludahku yang tiba-tiba terasa keras seperti batu. Pernyataan itu lagi. Aku jadi harus menahan napas untuk tidak menghela di depan Mrs. Bae. Sudah berapa kali ku bilang kalau aku menyukai Changgeuk dan bercita-cita menjadi seorang penulis naskah Changgeuk. Tapi Mrs. Bae melihat kemampuan yang lain dariku. Kemampuan yang entah harus ku suka atau tidak.
"Kau juga mungkin harus lebih fokus memperdalam naskah-naskah pertunjukan anak. Saya suka dengan gaya ceritamu, seperti Singing stars ini."
"Apa yang membuat Ibu menyukainya? M-maksud saya, naskah saya masih jauh dari kata sempurna, apalagi saya tidak memperdalam pertunjukan musikal anak." Tanyaku jujur.
"Idemu out of the box. Ceritamu juga punya makna yang dalam untuk anak-anak seusiamu. Meski kau tidak bawa unsur yang sedang diperbincangkan khalayak umum, apa yang kau masukkan dalam inti ceritamu adalah hal penting." Jelas Mrs. Bae, melanjutkan. "Tentang impian, motivasi, semangat masa muda. Hal yang seharusnya lebih diperhatikan orang-orang."
Kepalaku bergerak naik turun. Itu benar. Salah satu keresahanku juga yang selalu memikirkan impian lebih dari segalanya, meski akhir-akhir ini aku lebih fokus memikirkan hal lain.
"Saya yakin, kamu masih punya banyak keresahan yang ingin kau tuangkan dalam ceritamu. Iya, kan?"
Malu-malu aku mengiyakan Mrs. Bae.
"Kalau kau ingin fokus memperdalam dunia pertunjukan anak, saya siap membimbingmu sampai kapan pun." Kata Mrs. Bae menyodorkanku naskah yang sudah selesai direvisi ulang.
"Bagaimana kalau saya masih mau mempelajari Changgeuk, Ibu?" Tanyaku hati-hati.
Mrs. Bae menghela napas. "Boleh, asalkan kau tetap fokus memperdalam pertunjukan anak."
Jawaban yang sedikit menyegarkan hati meski saat mengucapkannya Mrs. Bae terlihat tidak senang. Aku pun menggulum senyum, "baik, Ibu. Saya mohon bimbingan Ibu untuk ke depannya."
"Baiklah kalau begitu. Lusa kirimkan saya revisinya via email saja, biar minggu depan bisa kamu proses ke panitia." Kata Mrs. Bae membuatku segera mengangguk dan berdiri dari hadapannya.
Mrs. Bae menyodorkan tangan kanannya dan ku jabat beliau dengan penuh hormat. "Terima kasih, Ibu."
"Sama-sama. Semangat, ya!"
Aku mengangguk, berniat untuk beranjak dari ruangan dosen tersebut sebelum Pak Cha, dosen vokal favorit Seokmin memanggilku dengan lantang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Singing Stars [Complete]
FanfictionSeorang mahasiswi yang ingin menjadi Penulis Naskah Pertunjukan mengalami hari mengejutkan saat sahabat-sahabatnya mengaku menyimpan hati kepadanya.