23

103 26 0
                                        

Minghao

Temani aku ke pameran lukis.

Pesan Minghao seperti titah dari raja yang tidak bisa ku elakkan. Pesan itu baru saja ku baca saat tidak ada pelanggan Mini Market, setelah aku membereskan rak makanan dan minuman yang selalu berantakan. Dengan sigap aku membalas pesannya, bertanya soal waktu karena pekerjaanku akan selesai di sore hari.

Minghao

Sore.

Singkat abis, sesuai dengan wajah Minghao yang selalu cuek. Pesannya juga terkesan cuek dan dingin. Tapi aku tahu, Minghao seperti itu karena sedang sibuk saja. Terkadang ia bisa mengirimkan pesan yang panjang, biasanya berisi ceramah kalau aku mengeluhkan sesuatu kepadanya. Memang keren sekali sahabatku yang satu itu.

"Sooah!!"

Suara Seokmin menggelegar, aku segera menaruh ponsel ke dalam kantong rompi kerjaku. Menatap pria ber-bucket hat milik Ayahku itu datang dengan riang. Pagi-pagi ia dan Ayah pergi memancing saat aku tengah sarapan di meja makan. Sangking semangatnya, mereka bahkan membawa sarapan dan makan siang sekaligus ke tempat pemancingan, enggan membuang waktu barang sedetik pun.

"Bagaimana? Dapat banyak ikan?" Tanyaku sambil memangku dagu di atas meja kasir.

Ia meringis. "Apa yang kau harapkan dariku!?"

Noob. Seokmin memang tidak memiliki kemampuan untuk menangkap ikan. Ia memang dilahirkan untuk fokus ke dunia akting dan suara.

"Kau tidak sibuk? Bukannya kau harus mempersiapkan casting bulan depan?" Cecarku setelah mengingat kesibukannya akhir-akhir ini.

"Sebentar sore aku akan ke akademi. Lagipula lusa sudah bulan depan."

Ah... tenggat deadline-ku juga sudah mulai dekat.

"Hmm... okey."

"Naskahmu bagaimana?" Seokmin bertanya, ia daritadi berdiri di hadapanku, bersandar di meja kasir sambil menatapku dengan style ala bapak-bapak penjaga lokasi pemancingan. Pasti Ayahku yang mendandaninya seperti ini.

Tapi bukan gaya berpakaiannya yang membuatku diam. Pertanyaan Seokmin penyebabnya. Aku mencoba berpikir, mencari topik lain yang bisa mengalihkan pikirannya.

"Hmmm... kau ke akademi jam berapa? Aku mau pergi ke pameran lukis sebentar sore." Kataku cepat sambil pura-pura mengatur rak rokok di belakangku.

"Eh? Sama siapa? Aku ikut..." pintanya seperti anak kecil. Syukurlah, fokusnya teralihkan dengan mudah.

"Kau latihan, Lee Seokmin. Aku diajak Minghao lagian."

"Minghao!?" Matanya membulat dan wajahnya jadi cemberut. Ia melipat kedua tangan di depan dada. "Kenapa kalian suka pergi tanpa mengajakku, sih?"

Gemas sekali tingkahnya, seperti anak kecil yang tidak dikasih permen. Tingkah yang malah membuatku terkekeh, bukan meringis atas pertanyaannya yang membuatku iba. Seokmin memang jarang ku ajak ke mana-mana, tidak seperti Minghao. Begitu pula Minghao. Lee Seokmin memang bukan orang yang tepat diajak jalan. Selain ribet, ia juga tidak bisa tenang kalau excited.

"Nanti ku ajak jalan, ya."

"Kapan!?"

"Nanti."

~~~

Sudah lama aku tidak melihat Minghao. Dia adalah definisi anak sibuk yang sesungguhnya. Apalagi pertunjukan akhir tahun nanti ia tidak hanya mengurus performanya sebagai solo dancer, tapi juga menjadi salah satu panitia tata panggung bersama anak-anak jurusan lain. Aku? Hahaha... kerjaanku hanya sebagai penonton. Karena suka dibanding-bandingkan dan dirundung saat semester satu, aku jadi malas ikut organisasi. Kerjaanku hanya kupu-kupu alias Kuliah Pulang-Kuliah Pulang, ditambah bimbingan naskah dengan Mrs. Bae.

Singing Stars [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang