5

155 32 6
                                        

Aku mempercepat langkahku menuju halte bus saat melihat Seokmin berjalan dengan seseorang yang ku yakini sebagai Kim Mingyu di lorong gedung jurusanku. Sebenarnya aku tidak paham dengan pemikiran Lee Seokmim, tidak paham juga mengapa ia bisa kenal dengan orang yang asal ku tunjuk itu. Rasanya menyesal dan ingin memutarbalikkan waktu. Tapi Minghao benar. Nasi sudah menjadi bubur. Aku hanya bisa berlari menjauh begitu melihat kehadiran dua manusia itu.

"Hei! Pacarmu memanggil!" Seorang teman kelasku menyapa, menunjuk Seokmin yang mungkin ikut berlari mengejarku di belakang.

Masa bodoh, aku makin mempercepat langkah tapi tanganku sudah digaet seseorang hingga aku hampir terpeleset. Tentu saja yang memiliki kekuatan untuk bisa menahanku hanya Seokmin seorang. Tubuhnya bidang dan berisi itu bahkan ku yakini bisa mengangkat berkilo-kilo beban di tempat gym.

"Aku memanggilmu daritadi!" Seokmin tampak kesal, ia menepuk kepalaku pelan menggunakan flyer--entah apa.

"Busku akan tiba!" Seruku ikut kesal sembari melihat jam tangan, padahal aku biasanya menggunakan bus di jadwal yang berbeda. Kali ini aku rasanya ingin pulang lebih cepat memang.

"Aku ingin kau berkenalan dengan temanku." Kata Seokmin sambil menyeretku ke sebuah bangku dekat lapangan Sepak Bola. Bangku yang tengah diduduki seorang pria berkamera, siapa lagi kalau bukan Kim Mingyu. Ku pikir ia ikut mengejarku, untung saja tidak.

"Orang yang kau suka." Seokmin berbisik untuk satu kalimat itu. Aku mendesis. Memukul bahunya pelan. "Aku mau pulang, Lee Seokmin!"

"Yaa! Ini kesempatanmu! Kau bilang menyukainya, kan!?"

Ya Tuhan. Seokmin memang polos dan terlalu baik. Hanya saja kebaikannya tidak digunakan pada waktu yang tepat. Dia bukannya menawarkan kebaikan, melainkan memberikanku masalah baru sekarang.

"Mingyu, dia yang sering ku ceritakan padamu!" Seru Seokmin riang, memperkenalkanku dengan Mingyu. Cerita? Tuhan... aku tidak tahu apa yang diceritakan Seokmin kepada Mingyu tentangku dan sialnya aku tidak tahu mereka ternyata saling kenal.

"Hai, aku Mingyu, anak DKV. Salam kenal." Sapanya sedikit mengangguk. Aku ikut mengangguk, menyebutkan namaku dengan kikuk.

"Okey... sekarang aku mau ke rektorat, mengantar undangan. Kalian ngobrol berdua, ya." Dengan sengaja, bisa ku pastikan begitu, Seokmin meninggalkanku berdua bersama Mingyu di kursi itu.

Sumpah aku jadi bingung harus melakukan apa. Selama beberapa saat aku mencoba mencari cara dan obrolan yang berakhir dengan pamitan. Manusia menyebalkan bernama Lee Seokmin itu sudah menghilang entah ke mana, aku tidak yakin ia pergi ke rektorat. Ia tidak pernah berani ke Gedung Rektorat sendirian.

"Kata Seokmin kau menyukaiku, ya?"

Untung saja aku tidak sedang minum atau makan, kalau iya aku pasti sudah memuntahkan makanan itu di depan Mingyu sekarang.

"Please... dia membual." Kataku cepat.

Mingyu tertawa kecil, manis sekali sampai aku bisa melihat gigi taringnya pada kedua sisi bibir. Aku bisa pastikan dia adalah mahasiswa terpopuler di jurusannya, pasti banyak mahasiswi yang terpikat dengan pesonanya. Aku yakin sekali karena aku pun begitu.

"Seokmin tidak bisa berbohong!" Katanya.

Aku mengerucutkan bibir. Seokmin memang tidak bisa berbohong, tapi aku bisa.

"Pokoknya kau tidak perlu khawatir." Aku menaikkan kedua telapak tanganku ke udara. "Aku berani bersumpah tidak menyukaimu. Ini hanya kesalahan semata."

"Suka pun tidak apa-apa." Kata Mingyu sembari tersenyum lebar. Ya Tuhan. Kenapa aku jadi deg-degan mampus begini!?

 Kenapa aku jadi deg-degan mampus begini!?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Singing Stars [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang