22

102 25 1
                                        

Silica Gel. Mingyu mengajakku menonton performa sebuah band indie itu di club yang pernah ku datangi bersamanya pada 'kencan' pertama kami di Hongdae. Kali ini ia tidak bekerja sebagai fotografer meski kamera terselempang di tubuhnya, kata Mingyu malam ini ia pure ingin menikmati pertunjukan Silica Gel dan aku hanya bisa mengikuti apa yang ia inginkan.

Berbeda saat menonton Ultralazy, kali ini penonton Silica Gel lebih banyak dan club jadi lebih penuh. Sepertinya mereka band indie yang cukup ternama. Bahkan daritadi aku bisa melihat Mingyu tidak berhenti menggerakkan kepala mendengar lagu-lagi Silica Gel.

"Lagu mereka punya nada-nada elektropop yang unik, kan?" Mingyu berbisik tepat di samping telingaku. Ia benar. Tidak seperti Ultralazy atau band-band Indie yang seringnya membawa aliran punk rock atau folk dalam musiknya, Silica Gel memiliki lagu yang lebih dreamy dengan sentuhan Synthesizer dan gitar yang lebih dominan. Bahkan aku seperti sedang berada di galaksi saat mendengar mereka. Musiknya funky sekali.

Dan kalau musik punya tekstur, lagu-lagu Silica Gel mungkin terasa seperti permen kapas dengan taburan permen jelly di atasnya. Manis sekali, random dan sangat dreamy.

"Mereka terkenal, ya?" Tanyaku pada Mingyu.

Kedua mata Mingyu yang awalnya tidak bisa lepas dari panggung akhirnya menatapku juga. Ia terbelalak lebih tepatnya. "Kau tidak tahu mereka!?"

Aku menggeleng.

"Mereka pernah diundang di TV, loh!"

Ingin sekali aku menegur Mingyu, apakah ia lupa kalau stasiun TV di Korea Selatan cukup banyak!? Lagipula aku tidak begitu tahu lagu indie. Kalau dia bertanya soal pansori dan siapa penyanyi pansori yang ternama, mungkin aku bisa menjawab dengan lancar.

"Kau bisa lihat." Mingyu menyebarkan pandangan ke sekeliling kami, aku jadi turut mengikuti pandangan itu. Ramai sekali. Seperti yang ku bilang, penonton Silica Gel banyak sekali dibandingkan Ultralazy waktu itu.

"Silica Gel itu punya musik yang unik! Mereka menarik! Makanya tidak heran banyak yang menonton mereka di sini." Jelas Mingyu, berbisik di samping telingaku. "Kau bisa dengar sendiri, kan?"

Aku mengangguk. "Terdengar cukup funky dan cyber-space something."

Senyum Mingyu merekah. Ia mengangguk-angguk. "Kau benar! Telingamu bagus juga, Sooah!"

~~~

Lidahku kelu sekali saat melihat Seokmin berdiri di depan pagar rumahku. Baru saja aku diantar Mingyu dari Club Hongdae, pulang larut malam karena Silica Gel ternyata punya lagu yang banyak untuk dipertunjukkan kepada penonton. Tentu saja aku heran melihat pria itu di sana, berdiri seperti orang bodoh di tengah kelamnya malam. Bukan hanya aku, Mingyu pun.

"Kau mau pulang denganku, tidak?" Tawar Mingyu menawarkan tumpangan.

Seokmin menggeleng, ia tersenyum kikuk. "Kau pulanglah! Aku akan menginap di rumah Sooah."

Otomatis kedua mataku terbelalak. "Kau gila, ya!?"

Mingyu bahkan tidak bisa berkata apa-apa. Ia menganga di depan jendela mobil yang terbuka. Lalu dengan kikuk ia pun berpamitan kepada kami. "Oke, aku pulang duluan kalau gitu."

"Eo. Hati-hati di jalan." Kata Seokmin sembari melambaikan tangan.

Aku menatap Mingyu penuh tanya, tapi pria itu hanya bisa menggulum senyum. "Makasih, ya, Sooah." Katanya.

Singing Stars [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang