28. Broken

243 18 4
                                    

"Aku termenung disini, dipojok kamar bersama ketidaktahuan yang ingin kupecahkan."

~A Y A N A~

"Darren puter balik! " Perintah Ayana tiba-tiba yang membuat Darren menepikan motornya.

"Hah, kenapa? Ujung jalan sana udah sampe perumahan lo loh," terang Darren sedikit berteriak karna kondis jalanan malam hari yang sangat ramai.

"Gue udah gak tinggal sama orang tua gue lagi sekarang, sorry baru ngasih tau gue kelupaan," ucap Ayana sedikit merasa bersalah.

Darren mengangkat satu alisnya bingung, sejak kapan Ayana pisah rumah?

Mungkin bertanya saat ini bukanlah waktu yang tepat, "yaudah nanti lo arahin jalannya yah, " Ayana mengangguk menanggapi.

Darren memutar arah motornya sesuai instruksi yang Ayana berikan. Angin malam menusuk kulit hingga ke tulang, sangat dingin. Itulah yang sebagian orang rasakan jika mengendarai motor di malam hari tanpa kain pelindung tambahan. Namun berbeda dengan Darren, cowok itu merasakan hangat karna pelukan Ayana meski dirinya hanya memakai kemeja putih pendek. Bolehkah Darren meminta agar waktu berjalan dengan lambat? Karena Darren ingin lebih banyak menikmati kebersamaannya bersama Ayana.

"Didepan belok kanan, lurus dikit. Pager warna hitam. " Intruksi Ayana yang dipatuhi Darren.

"Makasih yah udah mau repot-repot nganterin gue pulang," ucap Ayana berterimakasih.

Darren turun dari motornya dan berdiri di hadapan Ayana. "Gue seneng direpotin lo, buat kejadian tadi biar gue yang cari pelakunya yang udah ngunciin lo."

"Bisa gak kejadian ini cuman diantara kita berdua aja, maksudnya semua warga sekolah bahkan guru gak boleh ada yang tau, gue takut orang itu ngelakuin hal yang sama ke gue suatu saat nanti." Ayana menundukan kepalanya.

"Tenang aja, semuanya aman. Lo ga_"

"Pantes aja pulang malem,ternyata jalan dulu sama mantannya." Ucapan Darren terpotong oleh perkataan Alfan dari balik gerbang.

"Lo ngapain di rumah Ayana?" Tanya Darren penasaran.

Alfan terkekeh, namun bagi Ayana itu malah menyeramkan. "Seharusnya gue yang nanya, ngapain lo sama tunangan gue malem-malem?"

"Kalau lo tunangannya gak mungkin lo biarin Ayana dalam bahaya sendirian," balas Darren sengit dengan tatapan mengintimidasi.

"Darren udah, mending lo pulang aja," lerai Ayana untuk menghindari kejadian yang tidak ingin terjadi.

"Alfan ayok masuk!" Ayana berusaha menarik Alfan untuk segera masuk kedalam rumah.

"Diem! Gue mau ngasih cowok ini peringatan." Ucap Alfan dengan intonasi meninggi yang justru bagi Darren itu seperti sebuah bentakan.

Darren mendorong bahu Alfan. "Santai dong bro gausah bentak-bentak Ayana juga,"

Alfan selangkah lebih dekat dengan Darren, "kenapa? Dia tunangan gue, jadi gue berhak ngelakuin apa aja ke dia,"

"Gue tau lo tunangannya, tapi lo gak berhak memperlakukan Ayana seenaknya!" Habis sudah kesabaran Darren, sedari tadi dia masih bisa bersikap tenang menghadapi Alfan.

A Y A N A (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang