18. Terasingkan

315 30 9
                                    

Happy Reading😘

"Bolehkah aku yang bukan siapa-siapa ini memintamu untuk selalu bersamaku?"
~Ayana~

"Alfann maen yuuu." Teriak Ayana didepan pintu kelas XI IPA-4, padahal di kelas itu masih ada Bu Rahayu yang sedang bersiap untuk menyelesaikan pelajarannya.

"Mau apa kamu kesini Ayana? Gak puas kamu bikin keributan di kelas kamu?" Tanya bu Rahayu dengan nada sinisnya.

Ayana hanya nyengir kaku,"Suudzon aja bisanya sama murid sendiri juga,pamali bu gaboleh gitu."

"Terserah kamu," Kemudian bu Rahayu mengalihkan tatapannya pada murid didepannya, " Baiklah anak-anak, karna waktunya sudah habis jadi kita akhiri dulu pelajaran hari ini. Terimakasih." Setelah itu bu Rahayu pergi keluar kelas diikuti semua murid yang ada di dalamnya .

"Ngapain lo manggil-manggil nama gue, Kangen lo?" Tanya Alfan saat sampai dihadapan Ayana.

Ayana kemudian tersenyum manis bermaksud merayu Alfan, "Anterin gue pulang kerumah nyokap gue yah, gue mau ngambil novel."

"Hari ini gue latihan Basket." Ucap Alfan sambil mendahului Ayana.

Ayana mengerucutkan bibirnya. Sebenarnya Ayana bisa saja pergi sendiri kerumah orang tuanya, namun dia berniat untuk memanas-manasi Caca dengan datang bersama Alfan. Karna dia mendengar rumor yang beredar bahwa semenjak perkelahiannya bersama Caca tempo hari, Caca diam-diam menyukai Alfan. Sepertinya saingan Ayana bertambah satu, Caca dan Aurel.

Ayana berlari mengejar Alfan untuk menyamakan langkahnya, "Gue tungguin deh, gue kan orangnya penyabar. Sekalian cuci mata juga." Ucap Ayana disertai kekehan di akhir kalimatnya.

Alfan yang mendengar itu langsung menghentikan langkahnya, "Zina mata, pamali. Buat apa liat cowok lain kalo didepan lo udah ada gue."

"Emangnya lo siapa mau diliat sama gue?" Ucap Ayana sambil mengibaskan rambutnya,

Alfan menyugar rambutnya kebelakang sambil melanjutkan langkahnya,lalu berucap,"Gue Alfan, tunangan lo plus calon pacar lo."

Seketika wajah Ayana memerah dengan jantung yang berdetak sepuluh kali lebih cepat. Ayana menarik nafasnya berkali-kali untuk menormalkan detak jantungnya " Jangan baper Ay, inget dia itu fuckboy."

Ayana yang menyadari jika dia ditinggalkan,lantas langsung berlari mengejar Alfan menuju ruang ganti " ALFAN TUNGGUIN GUE WOYY!!"

~AYANA~

Awan nampak menghitam, tampaknya sebentar lagi langit akan menumpahkan tangisnya. Angin bertiup kencang yang membuat siapa saja merasa kedinginan.

"Capek gak? " Tanya Ayana saat melihat Alfan duduk dipinggir lapang.

"Gak." Jawab Alfan sekenanya sambil mengibaskan tangannya.

Ayana mengerjap, "Hebat lo, udah satu jam main basket tapi gak capek. Salut gue fan sama lo." Ayana bertepuk tangan heboh.

Alfan memutar kedua bola matanya malas, ada-ada saja Ayana ini. Tentu saja lelah, kenapa ditanya lagi, "Udah gede masih aja bego."

"Ish siapa yang bego coba." Dumel Ayana.

Ayana mendongak untuk melihat langit yang mulai gelap. Hembusan angin menerpa wajah Ayana, menerbangkan beberapa helai rambut, Sejuk rasanya.

Ayana menolehkan kepalanya pada Alfan yang juga tengah menatap dirinya,"pulang yu fan, nanti hujan."

Alfan hanya mengangguk sebagai jawaban lalu bangkit menuju ruang ganti hanya untuk sekedar mengambil tasnya. Setelahnya mereka berjalan beriringan menuju parkiran.

A Y A N A (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang