Epilog : Happiness

304 15 1
                                    

Ada yang nungguin Epilog gak?

Happy Reading

"Tumpengan di rumah gue kalo sampe masuk lima puluh besar!" Seru Radit menggebu-gebu.

Tentu saja seruan itu tidak di hiraukan oleh teman-temannya. Masuk seratus besar saja sudah mustahil, ini mau masuk lima puluh besar.

Sekarang mereka sedang menunggu gerombolan siswa untuk melihat pengumuman peringkat paralel yang terpajang di mading. Tidak terasa waktu cepat berlalu, sekarang tahun sebagai kelas sebelas sudah mereka lalui. Mulai besok, mereka sudah menyandang sebagai kaka kelas tertua, atau kelas dua belas.

Tahun ini memang menjadi tahun terberat bagi Ayana. Bukan hanya untuk dia sepertinya, tapi untuk teman-temannya juga. Teman-temannya itu dengan suka rela mau membantunya untuk melewati semua yang terjadi, mau membantunya untuk kembali pulih setelah trauma yang dia rasakan. Sepertinya terimakasih saja tidak akan cukup untuk mereka.

"Lama banget sih, gue pengen cepet-cepet liat." Ucap Ayana.

"Sabar kali, lo fikir lo doang yang mau liat hasilnya. Liat tuh masih pada rame." Bella mencondongkan badannya melihat gerombolan siswa yang masih berdesakan didepan mading.

Alfan terkekeh melihat wajah kesal Ayana yang tidak sabaran. Gadisnya itu belajar dengan keras akhir-akhir ini. Tentu saja itu dilakukan untuk mengejar ketinggalan nya setelah hampir dua bulan dia absen dari sekolah. Absennya bukan tanpa alasan. Dia sempat dikeluarkan dari SMA Erlangga atas berita bohong yang sempat menyebar dan menghebohkan seluruh siswa. Perlu beberapa minggu untuk mengusahakan agar Ayana bisa kembali bersekolah. Belum lagi dia yang perlu pemulihan atas kejadian yang menimpanya.

"Kaya yang bakal ada nama lo aja."

Seketika tatapan tajam langsung dilayangkan Ayana untuk Gio yang dengan seenak jidatnya berucap demikian.

"Tolong yah, gue ini lagi berharap banget nama gue ada di seratus besar. Jangan patahin ekspetasi gue deh," dengus Ayana.

Tentu saja Ayana berekspetasi tinggi untuk ranking kali ini. Dia sudah belajar dengan keras sampai dia harus merelakan waktu tidurnya. Dia juga membatasi menggunakan ponselnya dan mulai mengurangi hobi menonton filmnya. Tentu saja kebiasaan itu di sambut baik oleh Deril mengingat Ayana ini sangat pemalas jika berhubungan dengan pendidikan.

Karena bosan menunggu, akhirnya Alvin berinisiatif untuk menerobos gerombolan siswa untuk melihat namanya. Meskipun sangat mustahil bisa menemukan namanya ada di urutan atas.

"WHAT!"

Pekik Alvin kaget, namun segera menormalkan raut wajahnya. Jaga image. Bella yang penasaran menghampiri Alvin.

"BUBAR LO SEMUA. KALO GAK BUBAR GUE HAJAR LO PADA!" Teriak Bella setengah mengancam. Dia juga lelah menunggu.

"Wahhh Daebak! Gue di urutan seratus sepuluh." Bella merasa bangga pada dirinya sendiri.

"Pacar lo pinter juga." Ucap Alvin pada Alfan sambil menepuk bahunya. Membuat Alfan menampilkan senyum jumawa. "Pacar siapa dulu."

"Alfan nama gue ada disana. Ah seneng banget," Ayana melompat kegirangan setelah mendapati namanya ada di urutan 56. Sedangkan Alfan ada di urutan 89. Ari di urutan 15, cowok itu memang sangat cerdas. Dan yang paling mengagetkan adalah Radit yang berhasil menempatkan dirinya di urutan 97. Sungguh pencapaian yang sangat luar biasa, dimana Radit yang biasanya menjadi langganan ranking bungsu di angkatannya.

A Y A N A (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang