19. Sella

279 25 0
                                    

"Mengapa hati dan fikiran tidak pernah satu jalan? "

~AYANA~

Malam ini sepertinya cuaca sedang tidak bersahabat, terlihat langit menurunkan hujan. Petir saling menyambar seolah tidak mau kalah dengan petir yang lainnya.

Malam ini Ayana dan Alfan sedang menonton film bersama. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang damai, karna Ayana dan Alfan tidak ribut seperti biasanya.

"Fan ganti filmnya, gue gak suka film action!" Ucap Ayana memberenggut sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.

Alfan menoleh pada Ayana. "Mau film apa? Asal jangan film menye-menye." Alfan mengira Ayana akan meminta Drakor seperti kebanyakan cewek lainnya, padahal tidak.

"Menye-menye apaan njirr gue gak paham." Ayana lalu mengklik tombol pause pada laptop yang sedang memutar film action." Film horor aja Fan, gue udah lama gak liat setan."

"Masa sih udah lama, kan lo tiap hari ngaca " Alfan lalu mengambil alih laptop yang ada di pangkuan Ayana.

"Heh! Jadi maksud lo gue setan, gitu?!" tanya Ayana ngegas. " Yaudah kita liat film romance aja. Tapi tenang bukan drakor kok, kalo itu gue juga gak suka."

" Horror aja, di laptop gue gaada film romance." Alfan mulai memilih film yang akan mereka tonton malam ini.

Ayana mulai mencari posisi nyaman. Dia menyandarkan kepalanya pada pundak Alfan, dan kakinya dinaikkan ke atas meja. Sedangkan Alfan, dia duduk bersila diatas sofa sambil memangku laptop di atas pahanya.

Malam semakin larut, hujan diluar pun semakin deras saja. Tapi Ayana dan Alfan sama sekali belum beranjak dari tempatnya. Ayana yang mulai merasa tidak nyaman pun menegakkan kepalanya. "Fan laptopnya sambungin ke TV aja lah,biar enak liatnya."

"Banyak aturan, daritadi komplain terus." Meskipun menggerutu, tapi Alfan tetap menyambungkan laptop dengan TV, sedangkan Ayana dia mengambil banyak cemilan dan minuman dari dapur.

Mereka mulai menonton kembali, kali ini Ayana berbaring dengan Paha Alfan sebagai bantalan. Sedangkan Alfan, dia menyandar pada sandaran sofa sambil memakan keripik kentang. "Anjirr setannya serem banget." Ayana menutup wajahnya dengan bantalan sofa.

"Itu bukan setan, dia itu psikopat." Jawab Alfan sambil menarik bantalan sofa tersebut.

"Jangan ditarik,gue gak berani liat yang bunuh-bunuhannya." Ayana berbalik menghadap perut. "Takut"

"Yang tadi ngotot mau liat horror siapa?" Alfan meledek Ayana. " Liat lagi tuh filmnya."

"Itu bukan horror,itu pembunuhan gue gak suka." Ayana memeluk pinggang Alfan.

Alfan merasakan hembusan nafas Ayana pada perutnya. "Yaudah gue pindahin aja deh filmnya,film cartoon mau? "

"Ma_AKHHHHHH." Ayana berteriak ketika mendengar suara petir yang menyambar dengan sangat kencang. "Gue mau tidur aja, lebih serem petir daripada film tadi."

Ayana bangkit dan langsung pergi menuju kamarnya di lantai atas. " Tidurnya jangan kemaleman,jangan lebih dari jam dua belas."

A Y A N A (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang