26. Kenakalan

228 17 2
                                    

"Terkadang menyimpan rasa lebih baik daripada mengungkapkan jika ujungnya akan kehilangan."

~A Y A N A~

Malam sudah semakin larut, tapi Alfan dan Rangga masih saja berbagi cerita. Mereka berdua melupakan ada orang yang menunggu mereka dirumah.

"Udah malem bang, Ayana sendirian dirumah, kasian. Gue duluan yah." Alfan bangkit berdiri yang diikuti oleh Rangga.

"Gak kerasa ngobrol dari sore sampe lupa di rumah Caca juga sendirian." Rangga terkekeh.

"Emangnya tante Arin sama om Deril kemana?" Tanya Alfan.

Rangga menghela nafas, "Mereka sibuk sama kerjaan mereka, udah gue bilang kan mereka itu gila pekerjaan. Udah lah kalo terus-terusan ngobrol kapan pulangnya."

Alfan melangkah pergi menuju parkiran tempat motornya terparkir disana. Alfan bersiap melajukan motornya, tapi suara panggilan dari Rangga menghentikan aktivitasnya barusan. "Kenapa Ga? "

"Tolong bilangin sama Ayana buat datang kerumah minggu ini, gue gak mau kita berantem terus-terusan." Ucap Rangga.

"Pasti gue bilangin. Yaudah kalo gitu gue duluan." Alfan langsung melajukan motornya menuju rumahnya.

Alfan memasuki perumahan tempat dia tinggal, udara disini cukup dingin karna sepanjang jalan disini dihiasi pohon-pohon besar.

Alfan melepas helm yang dia gunakan saat sudah sampai di rumahnya. Cowok itu segera masuk dan mencari keberadaan Ayana. Alfan melihat pintu kamar gadis itu tertutup, cowok itu segera mengetuk pintu.

Tok.. Tok.. Tokk..

"Masuk aja gak di kunci." Terdengar sautan dari dalam sana.

Alfan memasuki kamar itu, yang dilihat pertama kali adalah Ayana yang sedang telungkup diatas ranjangnya dengan makanan berserakan di sebelahnya, dan jangan lupakan sampah berserakan dimana-mana.

"Astaga Ayana, ini kamar atau tempat pembuangan sampah." Alfan menggeleng tak percaya dengan kondisi kamar Ayana yang sangat berantakan, ternyata dari Alfan masih ada yang lebih jorok.

Ayana mem-pause film yang sedang dia tonton lalu mengalihkan tatapannya pada Alfan. "Lo kalo kesini cuman buat ngehujat gue mending keluar aja deh, ganggu aja."

"Gue mau menyampaikan amanat dari Abang lo."

Mendengar hal itu Ayana langsung menegakan duduknya. "Apaan?"

"Dia bilang lo kapan pulang ke rumah,dia gamau terus-terusan di diemin sama lo." Ucap Alfan sambil duduk di samping Ayana.

Ayana menghela nafas, "Gue gak mau pulang kalo ujung-ujungnya mereka nyuruh gue buat baikan sama Caca. Sebenarnya gue gak marah sama bang Rangga, gue cuman kesel aja sama dia, kenapa dia belain Caca terus." Jelas Ayana.

Alfan memegang bahu Ayana agar menghadap ke arahnya, "Dengerin gue, kalo lo kaya gini terus sampai kapan pun hubungan lo sama Caca gaakan pernah membaik, coba lo bersikap dewasa sedikit."

"Alfan lo gatau apa-apa tentang gue sama Caca, dia itu licik."

"Dan lo buat masalah ini semakin menjadi. Coba lo ngobrol sama Caca dari hati ke hati, perbaiki hubungan kalian yang udah bertahun-tahun rusak. Lo gak kangen apa sama adek lo? " Jelas Alfan berusaha memberi pengertian untuk Ayana.

A Y A N A (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang