15.Jangan suka

329 27 2
                                    

Happy Reading❤

Lanjutan dari part sebelumnya!!

Ayana keluar dari kelas X-ips 1 dengan perasaan campur aduk. Kesal, marah, benci, rindu bercampur menjadi satu. Dia tidak ke kantin, melainkan ke rooftop sekolah untuk memenangkan pikirannya yang sedang kacau.

" Gue benci Caca"

"Gue benci sama Caca"

" Gue benci Caca"

Kata itu terus keluar dari bibir Ayana. Dia mengadahkan kepalanya ketika merasa cairan bening itu menumpuk di pelupuk matanya, Ayana menahan untuk tidak menangis.

"Hiks.....hikss...gue benci lo ca"

Sekuat apapun yana menahan, namun air mata itu terus saja mengalir melewati pipinya. Ayana memukul dadanya yang mulai terasa sesak "kenapa lo balik lagi ca"

"Gue kangen sama lo ca" Sebenci apapun Ayana pada Caca, namun jauh dilubuk hatinya dia sangat menyayangi Caca. Sudah tiga tahun mereka tidak bertemu, tanpa kabar.

"Ma aku gak pernah bully Caca" Sudah lelah rasanya Ayana melakukan pembelaan yang sama sekali tidak didengarkan oleh sang mama

"Kamu tidak bisa berbohong lagi Ayana, Caca sudah menceritakannya. Kamu sudah mengurung Caca dengan kondisi basah kuyup" Ucap Arin sambil memeluk tubuh mungil Caca yang masih mengigil kedinginan

"Sumpah demi apapun aku gak pernah bully Caca mah,itu ulah temen-temennya" Ucap Ayana sambil mengusap air mta yang membasahi pipinya

Caca menggeleng sambil menangis penuh drama " Enggak mah, ka Ayana yang udah dorong aku ke toilet bekas terus nyiram aku pake air bekas pel"

Ayana menggeleng lalu menolehkan kepalanya pada dua lelaki yang sedang memperhatikan mereka di pintu masuk ruang keluarga " Bang Rangga sama Papa percaya aku kan? "

"Tidak usah cari pembelaan Ayana, mama benar benar kecewa sama kamu. Mama fikir kamu bakal jagain Caca dengan baik, tapi salah malah kamu disini yang nyakitin Caca" Arin menghela nafas sebelum melanjutkan Kata-katanya

" Mama sudah memutuskan kalau Caca akan dipindahkan ke Inggris untuk mencegah kejadian ini terjadi lagi, dan Rangga yang akan menemani Caca. Tidak ada bantahan!!" Setelah mengatakan itu Arin langsung pergi membawa Caca menuju kamar gadis licik itu

Ayana meringis dalam hati 'sesayang itu kah Arin pada Caca'

Deril melihat putrinya yang masih mengenakan seragam SMP yang sangat berantakan "cepat kamu ganti baju abis itu makan di temenin sama bang Rangga"

Rangga mendekap tubuhu mungil Ayana "it's oke Ay, semua akan baik-baik aja. Abang percaya sama kamu, abang tau kamu disekolah seperti apa"

"Tapi abang bakalan pergi hiks" Ucap Ayana sambil sesenggukan

Ayana sudah tidak bisa lagi menahan air matanya untuk jatuh saat kejadian tiga tahun lalu berputar kembali di ingatannya

"Lo jahat ca, lo licik"

Ayana menolehkan kepalanya saat merasakan bahunya di Tepuk seseorang "Alfan? Lo ngapain disini?"

A Y A N A (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang