65. Surprise

181 14 0
                                    

Mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama”

~A Y A N A~

Jarum jam menunjukkan hampir pukul sepuluh malam, dan Deril baru saja selesai mengerjakan pekerjaannya. Dengan sisa tenaga yang masih dia punya, Deril mengemudikan mobilnya untuk segera sampai di rumah. Namun saat tengah menyetir, Arin menelfon yang segera di terima Deril karena ia tidak ingin membuat istrinya resah jika belum mendengar kabarnya.

"Kenapa, Ma?"

"Masih dimana Pa, udah pulang kan?" suara Arin disebrang sana terdengar lelah. Pasti dia disibukan mengurus Rangga seorang diri.

"Ini sudah mau sampai di rumah, mungkin sekitar sepuluh menit lagi sampai."

"Cepet pulang, ini Rangga gamau tidur sebelum liat kamu."

Deril tersenyum mendengar nama putranya. Anaknya yang baru berumur dua tahun itu pasti sekarang sedang merepotkan Arin karena tidak kunjung menutup matanya, padahal sudah larut.

Namun, tak lama setelah panggilan terputus, suara teriakan seorang perempuan menarik perhatian Deril untuk menepikan mobilnya dan melihat apa yang terjadi.

"This is your daughter." Ucap seorang perempuan yang sedang memeluk balita perempuan, mungkin usianya sekitar sepuluh bulan.

"No! I don't even know who the father is. how many men sleep with you when I'm not around." Laki-laki bule berbadan tinggi mendorong perempuan sampai menjauh dari gerbang yang menjulang tinggi.

"no! I'm not so." Perempuan itu tetap memaksa untuk kembali masuk.

"Everyone said like that. now you go and never come back!" Itulah kalimat terakhir yang Deril dengar sebelum laki-laki itu menutup pagar membiarkan perempuan dan balita yang mungkin kedinginan.

Hati Deril tergerak untuk menhampiri perempuan malang itu. Dan alangkah terkejutnya saat mengetahui siapa perempuan yang baru saja di usir itu.

"Luci?"

Luciana, atau yang lebih akrab di panggil Luci adalah mantan pacar Deril sewaktu masa kuliah. Sebelum akhirnya keduanya dipisahkan karena Luci yang harus melanjutkan S2 di London, dan di kabarkan menikah dengan pria berkebangsaan Inggris.

"Kamu gapapa kan? dia suami kamu?" tanya Deril kembali lalu menggiring Luci masuk ke dalam mobilnya karena terus melihat anak yang dalam dekapannya terus menangis, mungkin karena kedinginan.

"Aku udah lama cerai. Dia Johnny, pacar aku. Dia gamau ngakuin anaknya, dia malah nuduh kalau aku udah tidur sama cowok lain selama dia gaada disini." Jelas Luci dengan air matanya yang tak kunjung surut. "Udah jelas ini anaknya. Aku besarin dia sendirian."

"Oke, aku percaya. Ayo biar aku antar pulang." Tawar Deril.

"Aku aja gatau harus pulang kemana. Kamu lihat sendiri aku baru aja diusir."

Dengan itu, Deril membawa Luci dan anaknya untuk pulang ke rumahnya. Bukannya apa, hanya saja dia tidak mungkin membiarkan seorang perempuan yang tak memiliki tujuan untuk sendirian. Apalagi dia membawa seorang balita.

Dan Arin menerima dengan tangan terbuka keduanya. Justru Arin merasa sangat senang karena memiliki teman mengobrol jika ditinggal Deril. Juga kondisi Arin yang tengah hamil muda membuat Deril merasa lega karena setidaknya istrinya itu memiliki teman.

Dari kebaikan Arin dan Deril inilah yang menjadi awal dari semua kejadian yang terjadi pada keluarga mereka.

~A Y A N A~

A Y A N A (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang