"mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama saat ini, tapi di masa depan"
~A Y A N A~
Motor ninja merah yang di kendarai Alfan memasuki parkiran cafe. Disini cukup ramai, banyak para remaja yang masih nongkrong padahal mereka masih memakai seragam sekolah.
Alfan mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang katanya sudah menunggu dia dari beberapa menit yang lalu.
"Alfan! " Rangga melambaikan tangannya pada Alfan yang sukses menarik perhatian semua pengunjung cafe tersebut.
Alfan langsung menghampiri Rangga yang duduk dekat jendela. "Udah lama nunggu bang? "
Rangga terkekeh geli mendengar panggilan Alfan pada dirinya. "Yaelah gausah panggil bang kali berasa tua banget gue,"
Alfan hanya mengusap tengkuk sambil nyengir kaku, dia takut salah sikap pada Rangga, nanti malah di panggil gak sopan, secara kan orang yang di depannya ini adalah kaka dari tunangannya sendiri. "Jadi, ada apa bang eh Rangga."
Raut wajah Rangga berubah serius sekarang, "gue denger dari Bella kalo kemarin Ayana hampir celaka di markas geng lo, itu bener? "
Alfan mengngangguk samar, "Tapi Ayana gapapa kok ga, dia baik-baik aja."
"Gue percaya Ayana pasti baik-baik aja, gue titip Ayana yah fan. Gue gak bisa jagain Ayana secara langsung,apalagi sekarang hubungan Ayana sama keluarganya lagi kurang bagus, cuman lo yang bisa kita andalin." Ucap Rangga dengan nada khawatir yang kentara.
"Sebenarnya ada apa sih, kenapa banyak banget yang mau celakain Ayana? Sampe ada stalker segala. " Tanya Alfan.
Rangga menghela nafas,"Gue gak bisa jelasin sama lo kenapa, karena jujur gue juga gak tau apa-apa. Orang tua kita ngerahasiain sesuatu dari anak-anaknya,termasuk gue." Rangga menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, "Yang jelas, Caca sama Ayana itu bukan saudara kandung."
"Maksudnya gimana?" Tanya Alfan.
"Bentar gue haus." Rangga memanggil pelayanan dan memesan minuman dan makanan ringan untuk dirinya dan Alfan.
"Jadi dulu pas Ayana kelas satu SD mama adopsi Caca, gue juga gak tau sih gimana cerita lengkapnya,kalo mau tau tanya nyokap gue aja," Terang Rangga mulai menjelaskan. "Oiya gue juga mau ngasih tau kebiasaan-kebiasaan Ayana."
Alfan mulai lumayan terkejut dengan pernyataan Rangga tentang Caca, pantas saja Ayana tidak pernah harmonis dengan Caca, ternyata karna hal ini.
Rangga menyesap cappucino yang tadi dia pesan lalu kembali menjelaskan, "Ayana itu gak suka makanan manis, tapi makanan pavoritnya ice cream sama coklat."
Alfan menggaruk kepalanya heran sendiri, "Gue gak paham."
"Dia emang gitu, aneh anaknya. Terus juga jangan heran kalo lagi marah atau sedih dia pasti jadi rakus kaya gak di kasih makan tiga bulan," Rangga terkekeh sendiri mendengar perkataannya barusan, "Dia keras kepala, egois, tempramen."
"Kalo itu gue udah tau,terus apa lagi? " Tanya Alfan meminta kelanjutan.
"Ayana takut sama ruangan sepi dan gelap, dia punya trauma." Rangga kembali menyesap cappucino yang mulai dingin.
"Tapi bang waktu kemarin dia sempet kejebak mati lampu di toilet sendirian di markas, tapi dia baik aja." Ucap Alfan.
"Itu karna dia tau di luar markas pasti banyak orang makanya dia masih berani, dia bakalan takut kalo ruangan itu literary kosong." Jawab Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Y A N A (Revisi)
Roman pour Adolescents[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ~ Bukan tanpa alasan orang tua dari Ayana Xaviera Anastasya ingin sekali menjodohkannya dengan anak dari sahabat mereka yaitu, Alfan cam Fraklin. Orang tua Ayana menganggap, jika Ayana bertunangan mungkin gadis itu akan ad...