"Saras,"
Bella menatap Saras yang hanya diam menatap papan tulis. Perasaan Bella tidak tenang sejak penangkapan Aurel tadi pagi, dia tidak akan tenang sampai dia tau bahwa Saras tidak ada sangkut pautnya dengan semua ini.
"Ra," panggilnya sekali lagi saat tidak mendapat jawaban apapun dari lawan bicaranya.
Akhirnya Saras menoleh dengan wajah datarnya. Alisnya naik sebelah seolah mengatakan, 'ada apa?'
Pada akhirnya Bella tidak berani bertanya apapun, pertanyaan yang sedari tadi bersarang dikepalanya seketika seolah menghilang begitu saja. "Nggak,"
"Bella ayok pulang,"
Bella menghembuskan nafasnya lalu bangkit berdiri menghampiri Rachel yang berdiri di pintu kelasnya. Sebelum benar-benar pergi, matanya menatap bangku Ayana yang kosong sejak pagi. Gadis itu tidak masuk kelas.
"Ayana kemana?" tanya Rachel.
"Gamasuk, gue juga gatau dia kemana,"
"Permisi," Saras berdehem cukup keras untuk menarik atensi Bella dan Rachel. Sadar apa yang Saras maksud, Rachel menggeser tubuhnya untuk memberi jalan.
Tapi Saras tak sengaja menabrak bahu Bella mengakibatkan handphone yang dia pegang jatuh ke lantai. Handphone dengan casing berwarna hitam dengan lambang api itu menarik perhatian Bella.
Yang Bella tahu Saras adalah tipe cewek polos dan soft yang tidak akan menyukai warna-warna gelap seperti hitam. Dan terakhir kali dia melihat handphone Saras menggunakan jelly case dengan polaroid BTS dibelakangnya. Dan juga Saras tidak menggunakan HP dengan logo apel.
"Kok HP lo aipon sih?" tanya Bella to the poin dan mengambil handphone yang terjatuh di lantai.
"Emangnya kenapa, gak boleh?" Saras merebut paksa handphonenya. Wajahnya terlihat panik dengan rasa takut yang kentara, membuat Bella dan Rachel yang melihatnya jadi merasa aneh. Setelah itu Saras pergi terburu-buru.
"Saras kenapa sih aneh banget perasaan,"
Rachel memperhatikan punggung Saras yang semakin tak terlihat oleh matanya sampai akhirnya Saras tak terlihat lagi tertelan belokan. Banyak hal yang dia pikirkan dikepalanya.
Kamu buat kesalahan Saras.
~A Y A N A~
"Aurel dibebasin, dia terbukti gak bersalah. Saat kejadian dia lagi pergi sama Saras. Ada yang pake mobilnya dia, dan sekarang polisi masih nyelidikin,"
Ayana memejamkan matanya saat mengingat ucapan Rangga kemarin malam. Tadi pagi dia juga melihat berita yang menayangkan konferensi pers Pak Arga dan Aurel untuk membersihkan nama kelurga mereka.
Jika bukan Aurel dan Saras pelakunya, lalu siapa?
Memikirkannya saja membuat kepala Ayana terasa pening.
"Masih aja bolos, udah mau naik kelas dua belas juga,"
Ayana melirik sekilas Darren yang duduk di sampingnya. "Lo juga bolos," balasnya.
"Gue emang lagi free," elak Darren.
"Gimana Aurel?" tanya Ayana sekedar basa-basi.
"Biasa aja, pulang dari kantor polisi aja dia langsung jalan lagi sama temennya."
"Sama Saras?" tanya ayana memastikan.
"Mana gue tau Ay, gue bukan emaknya." Jawab Darren.
Ayana mendengus, setelah itu dia pamit pergi. Bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, dan tujuannya sekarang adalah kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Y A N A (Revisi)
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ~ Bukan tanpa alasan orang tua dari Ayana Xaviera Anastasya ingin sekali menjodohkannya dengan anak dari sahabat mereka yaitu, Alfan cam Fraklin. Orang tua Ayana menganggap, jika Ayana bertunangan mungkin gadis itu akan ad...