54. Berusaha mengungkap

171 16 1
                                    

HAPPY READING ❤

~A Y A N A~

"Mampus, mampus!"

Semua anak Alpha tertawa melihat Radit jatuh tersungkur dengan estetik.

"Gausah banyak gaya anjir, muka lo jauh sama Jungkook," kata Bella sambil sesekali memukul pundak Alvin yang ada di didepannya.

Alvin berusaha menjauh, cewek kalo lagi ketawa emang suka mukul secara brutal. "Sakit Bell,"

Meskipun sudah jatuh Radit bangkit kembali dan melanjutkan aktivitas sebelumnya yaitu dance meniru bias barunya, Jungkook.

"Udah cocok banget gue jadi idol k-pop," Radit menyugar rambutnya kebelakang.

"Udah seneng gue si Radit gak ketularan virus Bella, eh taunya terkontaminasi juga." Kata Gio prihatin.

"Emangnya gue korona apa, hah?!"

"Berisik!"

Semua orang terdiam mendengar bentakan Ari. Ari memang sedikit pendiam, tapi kalau sudah marah lumayan nyeremin. "Kalo becanda liat situasi, mikir anjing!"

Bagaimana Ari tidak marah, situasi sedang berduka tapi anak inti Alpha itu malah terus bercanda. Apa mereka tidak memikirkan bagaimana perasaan keluarga Ayana?"

Melihat situasi membuat Ayana merasa tidak enak. Dia tau bahwa anak Alpha hanya berusaha untuk menghiburnya agar tidak terus bersedih selepas kepergian ibunya dengan segala guyonan receh mereka.

"Sorry Ay, kita cuman pengen lo gak murung kayak gitu lagi," kata Radit yang merasa bersalah.

"Kenapa minta maaf, gue gapapa. Yang ada gue terimakasih karena mau ngajak gue kesini,"

Jika Bella tidak membawanya ke basecamp, mungkin Ayana hanya akan diam sendirian di rumah sambil terus meratapi kepergian Ibunya. Rangga dan Deril harus bolak-balik kantor polisi karena mengurusi kasus-kasus yang belum selesai kemarin, dan juga Alfan yang ikut turun tangan mengurusi masalah kecelakaan Arin kemarin.

"B 2476 ARL"

"Plat nomor mobil yang udah nabrak Tante Arin?" Tanya Alvin pada Alfan dan Rangga yang baru saja datang.

"Pelakunya udah ketemu?" tanya Ayana.

"Sayangnya belum, polisi dapet itu dari rekaman CCTV toko deket tempat kejadian." Jawab Rangga.

"Gue ngerasa ini disengaja," gumam Ari yang ternyata didengar semua orang disini.

"Gue juga," timpal Alfan.

"Mulai dari kecelakaan Om Deril, perampokan di rumah lo, sampe kecelakaan Tante Arin kemarin itu semua berhubungan. Kemarin waktu kecelakaan Om Deril polisi menyimpulkan kalau kasus ini itu murni karena kesalahan Om Deril itu sendiri, padahal udah jelas kalau ada yang rusak rem mobilnya," Ari menggulir layar laptopnya membacakan semua informasi yang beberapa hari terakhir dia kumpulkan sendiri.

"Terus perampokan di rumah Rangga. Itu bukan perampokan melainkan perencanaan pembunuhan yang disetting biar keliatan seolah-olah itu perampokan. Kalau beneran mereka mau ngerampok, gak mungkin mereka ngambil guci murah padahal udah jelas disamping guci itu ada guci mahal punya Tante Arin yang harganya bisa nyampe puluhan juta. Terus gak mungkin juga mereka ngacak-acak seisi rumah kalau itu bakalan mancing penghuni rumah bangun."

A Y A N A (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang