“Tuhan menempatkan seseorang dalam hidupmu karena sebuah alasan. Dan jika kamu kehilangannya, maka itu karena sebuah alasan yang lebih baik.”
~A Y A N A~
"Cieee yang udah jadian. Uhuyyy traktir gak nih di kantin?"Ayana menggeplak kepala Radit dengan keras sehingga membuat cowok berambut gondrong itu meringis kesakitan. "Bisa diam tidak?!"
"Perasaan baru kemarin kalian jadi omongan murid Erlangga gara-gara berantem di Koridor. Eh, sekarang malah pacaran." Sindir Bella yang kebetulan baru saja lewat di koridor.
"Sana masuk kelas, jangan bolos." Kata Alfan pada Ayana. Cowok itu mengusap puncak kepala Ayana membuat orang disekitar mereka merinding kegelian.
"Najis banget sih kalian. Kemarin aja udah kaya tom and jery, sekarang mesra kaya gini bikin gue pengen muntah." Sarkas Bella yang diangguki Alvin.
"Ribet banget lo semua!"
~A Y A N A~
"Alfan, ini akhir bulan. Ngapain lo ngajak gue kesini sih?"
"Tenang aja, duit gue masih banyak." Jawab Alfan dengan percaya diri. Cowo itu melangkah lebih dulu ke dalam lift.
Selama di dalam lift tidak banyak yang mereka bicarakan, bahkan mereka tidak berbicara sama sekali. Membuat Ayana memajukan bibirnya kesal. Ia kira jika sudah berpacaran sikap Alfan akan berubah lebih romantis dari biasanya, taunya sama saja.
"Ayok, ngapain malah cemberut gitu?"
Ayana melangkah lebih dulu keluar dari dalam lift. Cewek itu melirik lengan Alfan yang mengantung bebas, sangat sayang jika tidak di genggam. Beberapa kali jari Ayana menyentuh jari Alfan sebagai kode untuk cowok itu. Tapi bukannya pekak cowok itu malah menjauhkan tangannya.
"Ya Tuhan! Cowok gue gak pekak banget!" Pekik Ayana dalam hati.
"Mau nonton dulu atau makan dulu?" tanya Alfan menoleh kebelakang dimana ada Ayana yang berjalan dengan hati kesal.
"Terserah!"
Alfan melihat tingkah Ayana yang menurutnya sangat lucu. Cowok itu mendekat pada Ayana lalu merangkul pundak gadis itu dan mengacak puncak kepalanya. "Bibirnya gausah di maju-majuin gitu, minta banget di cium."
"Alfan, ish, ngomongnya!" Ayana memukul lengan kekasihnya.
"Bercanda, astaga! Gue mana berani."
"Cewek itu di jaga, bukan di rusak."
Alfan membawa Ayana untuk menonton film terlebih dahulu. Film bergenre komedi menjadi pilihan mereka sebagai awal dari kencan pertama mereka. Mungkin film dengan gendre romans, atau horor lebih banyak di pilih pasangan lainnya. Selain karena lebih cocok ditonton, juga lebih gampang dijadikan modus, yah seperti menonton film horor contohnya.
Tapi kedua gendre tersebut tidak ada dalam wist list kencan tersebut. Karena menurut Ayana, sangat tidak nyaman bila harus menonton adegan mesra si pemain, apalagi sampai ada adegan kissing.
Bukannya tidak suka, melainkan akan menjadi akward bila menontonnya bersama lawan jenis yang notabenenya sebagai seorang pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Y A N A (Revisi)
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ~ Bukan tanpa alasan orang tua dari Ayana Xaviera Anastasya ingin sekali menjodohkannya dengan anak dari sahabat mereka yaitu, Alfan cam Fraklin. Orang tua Ayana menganggap, jika Ayana bertunangan mungkin gadis itu akan ad...