10. Teror lagi?

374 29 3
                                    

"Gue seneng liat lo menderita"

-Ayana Xaviera-

🌻

"Selesai," Ayana menepuk kedua tangannya yang sedikit berdebu.

Pagi ini Ayana sudah melancarakan aksinya untuk membalas dendam pada Alfan, yaitu mengempesi ban motor dan mobil Alfan agar cowok itu telat datang kesekolah dan berakhir di hukum oleh Bu Muthia

"Mampus lo fan!"

Ayana segera pergi keluar gerbang dan menaiki abang ojol yang sudah menunggunya dan segera melesat ke sekolah. Beruntunglah tadi saat mengempesi ban, sang empu masih di dalam kamar jadi Ayana tidak akan ketahuan.

Ayana sudah sampai di sekolah dan dia segera melangkahkan kakinya menuju kelas XI IPA 3 yang berada di lantai dua. Sesekali dia mengikuti alunan musik yang dia dengarkan lewat airpods yang menyumpal telinganya.

"Pagi cantik," sapa Radit saat melihat Ayana yang melewati kelasnya.

"Pagi juga buriq," balas Ayana beserta kekehannya.

Radit mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil yang tidak diberi uang jajan."Jahat lo Ay masa balasannya nyelekit sih, padahal gue berharap lo manggil gue ganteng,"

"Canda elah,baperan banget sih," Ayana melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Gak sabar gue liat Alfan dijemur dilapangan, batin Ayana.

Sementara di tempat lain, Alfan baru saja keluar kamarnya dengan tas hitam yang tersampir di bahunya. Dia pergi menuju garasi, namun saat menaiki motor sport warna merah kesayangannya dia merasakan ada yang aneh. Alfan turun untuk memeriksa dan saat dilihat ternyata ban-nya kempes, begitupun dengan mobilnya.

"Gue yakin banget pasti ulah si lampir nih." Gumam cowok itu.

Alfan melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, pukul 07.00, gawat bel masuk tinggal sepuluh menit lagi. Tidak ada waktu untuk pergi ke bengkel, jadi alfan memutuskan untuk naik taxi saja meskipun besar kemungkinan dia akan telat kesekolah mengingat jarak antara rumah baru dan sekolahnya lumayan memakan waktu lama.

Akhirnya setelah terjebak macet di dalam taxi, Alfan bisa sampai di depan gerbang SMA Erlangga dengan selamat dan aman. Dan benar saja, apa yang di takutkan benar benar terjadi yaitu gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat dengan lilitan rantai dan gembok.

Alfan menghembuskan nafasnya, dia berjalan kearah gang sempit yang terletak tepat disamping bangunan SMA Erlangga. Alfan berjalan kearah sebuah pintu besi yang lansung menghubungkannya dengan taman belakang sekolah yang tidak terkunci, tempat dia dan teman temannya untuk membolos.

Alfan berjalan dengan mengendap-endap seperti maling agar tidak ada yang melihatnya berkeliaran di Koridor sekolah padahala KBM sedang berlangsung.

"ALFAN CAM FRANKLIN,LARI MEMUTARI LAPANGAN SEKARANG JUGA!" Nafas Alfan tercekat saat mendengar suara teriakan yang amat sangat dia kenali. Alfan memutar badannya dengan gerakan slow motion, dan yang pertama kali dia lihat adalah tatapan garang dari bu muthia dengan penggaris kayu panjang di tangannya.

"Assalamualaikum bu muthia,hari ini ibu mak_"

"Saya tidak gampang menerima pujian yang tidak bermutu!" Ucapan Alfan terpotong dengan satu kalimat yang mana berhasil membuat Alfan mati kutu.

A Y A N A (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang