“Belajar untuk merelakan dan ikhlas akan membuatmu lebih dewasa dan mampu kembali menatap masa depan tanpa beban masalalu.”
~A Y A N A~
Sudah larut malam, tapi Ayana masih enggan menutup matanya. Banyak yang gadis itu fikirkan dalam kepalanya.
Ayana beranjak untuk menghidupkan lampu belajar diatas meja dan duduk disana. Ia mengeluarkan sebuah kertas yang selama selalu dia simpan dengan baik.
Surat Perjanjian Perjodohan
Menarik nafas sejenak sebelum dia memasukan kertas itu kedalam tas sekolahnya.
****
"Syutttt.... Ayana!"
"Ayana, Bu Dian liatin lo terus!"
"Jangan nyalahin gue yah kalo lo kena omel." Bella terus berbisik pada Ayana yang asik melamun mengabaikan Bu Dian yang sedang menjelaskan mata pelajaran Biologi.
"Aya—"
"Ayana!"
Tuk.
Aduhh
Ayana mengelus kepalanya saat mendapat lemparan spidol dari Bu Dian. Tidak sakit sih, tapi lumayan lah.
"Saya tidak suka yah kalau ada yang melamun saat saya sedang menerangkan."
"Maaf Bu,"
"Fokus!"Ayana berdecak malas. Dia malas untuk menulis ataupun berfikir, dalam otaknya sudah memikirkan bagaimana empuknya kasur di rumahnya. Bu Dian ini terlalu banyak bicara, sudah tau sebentar lagi istirahat, masih aja terus menerangkan.
Akhirnya bel istirahat berbunyi, Bu Dian keluar kelas disusul oleh para siswa.
"Ay, mau ngantin gak?" tanya Bella.
"Gak, gue gak laper,"
"Gaya lo gak lapar, kena maag baru tau rasa. Nanti gue bawain deh dari kantin." Bella pergi menuju kantin meninggalkan Ayana yang menelungkupkan kepalanya diatas meja.
Hari ini—eh beberapa hari kemarin Ayana sangat tidak bersemangat melakukan apapun. Seakan dia kehilangan gairah hidupnya.
Baru saja Ayana akan menjemput mimpi, suara deritan kursi didekatnya membuat tidur Ayana terganggu. Gadis itu mengangkat kepala untuk melihat siapa yang menimbulkan suara itu, dan ternyata itu adalah Alfan yang duduk di kursi didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Y A N A (Revisi)
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ~ Bukan tanpa alasan orang tua dari Ayana Xaviera Anastasya ingin sekali menjodohkannya dengan anak dari sahabat mereka yaitu, Alfan cam Fraklin. Orang tua Ayana menganggap, jika Ayana bertunangan mungkin gadis itu akan ad...