21. siapakah dia?

262 17 18
                                    

"Apakah aku harus tetap diam meskipun mereka terus bertindak?"

~AYANA~

"Ay, lo kenapa sih?"

Ayana menoleh pada Bella yang sedang menatapnya penuh tanya, kemudian Ayana menggeleng sebagai jawaban.

"Kalo ada masalah, kamu bisa cerita sama kita semua, siapa tau kita bisa bantu." Ujar Rachel yang di angguki Bella dan Saras.

"Gue gak papa ka, cuman masih pusing aja." Ayana meniliti setiap sudut kantin, dia mencari seseorang yang menganggu pikirannya sedari tadi.

Ayana menghela nafas saat tidak menemukan Alfan di antara anak Alpha yang duduk di pojok kantin, pasti Alfan sedang bersama Sella.

Saras meneliti tingkah laku Ayana sedari tadi, sudah jelas dia sedang memiliki beban fikiran. "Ayana kenapa sih, daritadi liatin anak Alpha terus."

Ayana langsung tersedak baso yang baru saja dia kunyah. "Gausah ngadi-ngadi deh Ra, gue gak nyari Alfan. "

"Perasaan tadi si Saras gak sebut nama Alfan deh. Dia cuman bilang anak Alpha, berarti itu buat keseluruhan anggotanya. Atau jangan-jangan lo lagi nyari Alfan lagi?" Tuding Bella penuh selidik.

"Apaan sih gajelas kalian." Balas Ayana dengan wajah memerah.

Saras melipat tangan diatas meja sambil memperhatikan Ayana yang duduk di depannya. "Ayana tau kan kalo Rara itu calon psikolog?"

Ayana bingung kenapa Saras tiba-tiba berbicara seperti itu, tapi dengan polosnya dia hanya mengangguk.

"Yaterus, emang kenapa?" Tanya Ayana lagi.

"Gini-gini Rara udah punya ilmu menjadi psikolog, jadi Rara tau gerak-gerik Ayana itu udah mencerminkan kalo Ayana lagi rindu atau membutuhkan Alfan!" Jelas Saras penuh keyakinan.

"Lo sekolah jurusan IPA, kenapa jauh banget cita-cita lo jadi psikolog." Ucap Bella kebingungan yang di sambut anggukan oleh kedua temannya.

Ayana terkekeh dengan tingkah sahabatnya yang satu ini. "Sotoy banget sih mbak."

"Rara gak sotoy, itu fakta. Gausah ngelak lagi lah Ay." Ucap Saras sambil memakan kembali baksonya.

Bella geleng-geleng melihat tingkah sabahatnya. Seakan teringat sesuatu dia langsung menatap Ayana. "Ay, malem ini jadi kan nginep di rumah lo?" Tanya Bella.

Ayana mengangguk sambil menyelesaikan kunyahannya, setelah itu menyeruput kuah bakso yang tersisa sedikit di mangkoknya sampai tandas. "Jadi dong. Jangan lupa pulang sekolah beli dulu sheet mask. Jadi nanti kita nonton film sambil maskeran."

"Sorry yah Rara gak bisa ikut nginep. Soalnya malem ini Rara udah janji sama Kania buat bantuin bikin tugas." Sesal Saras sambil melipat bibirnya.

"Aku juga sama, maaf yah. Aku mau jagain mamah aku yang lagi drop. " Rachel berucap lirih yang mengundang simpati teman-temannya.

Ayana, Bella dan Saras menatap Rachel penuh iba. Memang akhir- akhir ini kondisi ibu Rachel selalu menurun, "kalo gitu, sebelum kita ke rumah gue, kita jenguk tante Luci dulu aja." Ucap Ayana menyampaikan pendapatnya.

A Y A N A (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang