17. Stalker

313 23 1
                                    

Happy Reading❤

~AYANA~

Dua orang remaja tampak sedang beradu mulut yang mengundang perhatian banyak orang disekitar supermarket yang mereka datangi. Sebenarnya tidak ada yang harus diperdebatkan, hanya saja mereka selalu berbeda pendapat tentang barang yang akan mereka beli jadilah berakhir dengan adu mulut.

" Beli minyak goreng gausah banyak-banyak, mubazir kalo gak kepake."

"Gapapa kali buat stok biar gak bulak-balik."

"Beli sirup itu harus yang mereknya marjan."

" Lebih enak merk ABC."

" Jangan sebut merk ego kita gak lagi di endorse."

"Lah lo duluan yang nyebut gimana sih."

"Udah tau salah masih aja diturutin."

"Lah kok nyolot sih."

"Mas, mbak maaf kalo mau berantem silahkan keluar,disini kalian menganggu orang-orang yang sedang belanja." Ucap pelayan supermarket menengahi.

"Maaf mbak ini temen saya emang gaada akhlak,masa katanya sirup ABC lebih enak daripada sirup marjan."

"Udah gue bilang jangan sebut merk masih aja ngeyel."

"Maaf mbak,mas kalo sudah selesai silahkan segera membayar di kasir." Ucap pelayan tersebut mulai kesal dengan tingkah dua remaja gila tersebut.

"Alfan lo yang dorong troli nya ke kasir yahh."

"Lah kok gue,tadi katanya sama lo."

Setelah makan, Ayana dan Alfan memang memutuskan untuk berbelanja ke supermarket untuk mengisi kekosongan yang ada di dapur mereka,dan juga untuk menghemat uang agar mereka tidak membeli makanan diluar lagi. Fira kemarin sempat marah kepada Alfan karena selama Ayana dan Alfan satu rumah, mereka tidak pernah mau masak dan lebih memilih membeli makanan dari luar saja.

"Yaudah sama gue aja, kan gue baik." Ucap Ayana sambil mendorong troli berisi bahan pangan menuju kasir.

"Totalnya satu juta empat ratus empat puluh tujuh ribu rupiah." Ucap sang penjaga Kasir

Alfan dan Ayana hanya diam menunggu salah satu dari mereka untuk membayar.

"Maaf mbak, mas totalnya jadi satu juta empat ratus empat puluh tujuh ribu rupiah." Ulang sang kasir

Ayana yang sadar langsung menyenggol tangan Alfan " Fan bayar."

Alfan mengerutkan dahinya,"kan nanti yang masak lo, masa gue yang bayar."

Ayana memutar bola matanya malas, "Lo kan cowok, seharusnya cowok yang bayar gimana sih."

"Terus yang bilang gue cewek siapa? " Jawab Alfan dengan nada kesal.

Tanpa mereka sadari antrean di kasir sudah sangat panjang karena menunggu mereka berdua membayar, sang kasir yang merasa kesal pun langsung menegur mereka berdua, "Jika tidak mau membayar silakan pergi dari sini mbak sama mas-nya."

"Kita bayar kok mbak, yaudah setengah-setengah aja." Ucap Ayana sambil mengadahkan tangannya pada Alfan.

"Yaudah nih." Alfan memberikan uang seratus ribuan sebanyak enam lembar dan di Terima Ayana dengan cengiran khasnya.

Setelah selesai berbelanja mereka memutuskan untuk langsung pulang karena hari sudah semakin malam.

Didalam mobil tidak ada yang memulai percakapan terlebih dahulu, hanya keheningan yang menyelimuti mereka sampai suara notif handphone menarik perhatian mereka berdua. Ralat, bukan mereka melainkan hanya Ayana.

A Y A N A (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang