~AYANA~
Suara pantulan bola beradu dengan teriakan penonton yang terus berteriak menyemangati jagoannya. Panas terik tak menjadi hambatan bagi mereka untuk terus berdiri di tribun hanya untuk melihat cowok yang katanya ganteng itu bermandikan keringat."Alvin.... Semangat sayang!" teriak Bella lantang sampai membuat Ayana khawatir jika tenggorokan sahabatnya itu akan terasa sakit.
"Lo teriak sampai serak juga cowok lo gak bakalan denger!" komentar Ayana yang tak si gubris Bella. Dia masih meloncat-loncat sambil beteriak bersama penggemar Alpha lainnya.
Tangan Ayana bergerak merebut kipas di tangan Saras, membuat perempuan itu memberenggut tak terima dengan tindakannya barusan. "Ihh, Ayana. Itu punya Rara."
"Pinjem,"
Selanjutnya Saras beralih pada Rachel yang mengibaskan tangannya berharap mengurangi rasa panas. Mereka bertiga berdiri disini sesungguhnya atas paksaan Bella. Jika bukan karena dia yang terus mengiming-imingi dengan semangkuk bakso gratis, sudah pasti mereka tidak akan rela terpapar sinar matahari yang berpotensi merubah warna kulit mereka.
"Pertandingannya juga udah mau udahan, kita ke kantin aja yuk," ajak Rachel yang langsung mendapat persetujuan dari kedua temannya. Terkecuali, Bella.
"Bentar lagi elah, kita liat dulu siapa yang menang."
"Gausah di liat juga gue yakin Alpha pasti menang lagi. Udah lah kantin aja, panas nih." Ayana sudah menyeret Bella. Tapi sayangnya cewek itu bergeming di tempatnya.
Teet
Pertandingan selesai.
Bella langsung berlari ke sebrang lapang untuk menghampiri sang kekasihnya yang diikuti ketiga sahabatnya. Ayana dengan ogah-ogahan melangkahkan kakinya mengikuti Bella. Kalau saja dia memiliki tujuan selain kelasnya yang dipenuhi siswa laki-laki dengan bau keteknya, atau tawaran yang paling menggiurkan yaitu bakso, mana mungkin dia menyeret kakinya hingga berakhir menyaksikan pertandingan basket yang bahkan sama sekali tidak dia pahami.
"Sodara pacar lo, oke juga." Bisik Ayana pada Bella.
"Lo suka, Ay?" Tanya Bella pada Ayana sambil berbisik juga dengan nada menggoda. Alisnya naik turun sehingga mengundang hasrat Ayana untuk menabok wajah tengilnya.
"Nggak, cuma bilang aja kok. Yakali gue suka," kekehnya.
Mereka berlanjut berbisik melupakan tujuannya datang kesini. Bahkan cowok yang menjabat sebagai kekasih Bella sejak kelas sepuluh itu hanya bisa memberenggut kala Bella mengacuhkannya.
"Pacarnya dicuekin nih, haus tau," Alvin menghentikan aktivitas bisik berbisik mereka berdua.
"Ehhh sayangnya aku. Maaf yah, lupa. Abisnya nih Ayana suka katanya sama abang lo," ucapan Bella mendapat pelototan tajam dari Ayana. Minta di gaplok nih anak- batin Ayana.
Alfan Cam Franklin dan Alvin cam Franklin adalah sodara kembar tak Seiras. Alfan bisa disebut kaka untuk Alvin karena memang Alfan terlahir lebih dulu. Meskipun hanya berjarak delapan menit, tapi tetap saja Alfan merasa bahwa dirinya lebih tua dari Alvin dan patut untuk di hormati. Meskipun Alvin sering bersikap kurang ajar.
"Eh, enggak yah, ngaco nih orang!" Elak Ayana. Dia tidak terima jika dirinya di fitnah.
Sedangkan yang dibicarakan–Alfan, hanya menarik sudut bibirnya. Dia sudah tidak asing dengan gadis bernama Ayana. Gadis dengan rambut panjang coklat itu memang populer di SMA Erlangga, bukan hanya karena kenakalan, tapi juga dia pernah menjadi kekasih dari ketua OSIS. Dan dia fikir Ayana cukup manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Y A N A (Revisi)
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ~ Bukan tanpa alasan orang tua dari Ayana Xaviera Anastasya ingin sekali menjodohkannya dengan anak dari sahabat mereka yaitu, Alfan cam Fraklin. Orang tua Ayana menganggap, jika Ayana bertunangan mungkin gadis itu akan ad...