40. Gelang

189 11 4
                                    

Skenario Tuhan itu indah, meskipun alurnya rumit dan sulit di pahami.

~ A Y A N A~

"Cukup sudah, kau sakiti aku lagi."

"Serpihan per— anjir Fan kaki lo ganggu bangsat!"

Alfan terkekeh melihat wajah frustasi Gio. Cowok itu sedang mencoba gitar barunya sambil bernyanyi tidak jelas.

"Pulang sono, gak ada faedahnya juga lo disini!"

Gio melotot tak santai pada Alfan yang sejak tadi terus mengganggunya.

"Galak banget bang, nanti alisnya rontok loh." Goda Alfan dengan tampang tengilnya.

Mendengar hal itu langsung membuat Gio emosi. Cowok itu sensitif kalau masalah alis tebalnya di bahas, katanya kesayangan. "Apalo, tangan kosong kalo berani!" Gio menggulung lengan kaosnya mengambil ancang-ancang untuk melakukan penyerangan.

"Baperan lo nyet kayak cewek aja." Balas Alfan yang sepertinya sedang malas untuk adu jotos dengan Gio.

Sedangkan Gio langsung membawa gitarnya menuju ke ruangan depan. Tapi tak lama Ari datang  sambil membawa secangkir kopi.

"Gak pulang lo?" tanya Ari.

"Bentar lagi. Eh si Alvin mana ni vape nya ketinggalan?"

"Lagi jalan sama si Bella. Lo pulang sono, itu tempat gue." Kata Ari yang berusaha mengusir Alfan dari basecamp.

"Ah elah gue numpang istirahat bentar."

"Buru, gue mau tidur!"

Akhirnya Alfan mengalah. Cowok itu mengambil kunci motornya diatas meja dan segera melesat menuju rumahnya. Sebenarnya setelah pergi bersama Sella tadi, Alfan akan pulang langsung. Tapi entah kenapa dirinya malah berakhir di basecamp sampai selarut ini.

Motor ninja merah Alfan memasuki kawasan perumahan. Alis Alfan mengernyit saat memasuki blok B, kawasan disini sangat gelap. Kemudian Alfan menepikan motornya saat melihat segerombolan Orang yang berjalan menuju pos satpam.

"Permisi Pak,  ada apa yah kok gelap?" tanya Alfan pada seorang pria yang memegang senter.

"Saya juga tidak tau mas, tiba-tiba lampunya mati. Mungkin ada pemadam, ini juga saya mau cari tau ke pos satpam." Jawab pria setengah baya itu.

"Mas ini yang tinggal di rumah nomor 43 yah? wah tetangga kalau begitu," ucap kembali si Bapak itu.

"Iya Pak."

"Kasihan adiknya ditinggal sendirian di rumah, Mas gak khawatir?" pertanyaan si Bapak barusan langsung membuat Alfan tersadar kalau Ayana sedang sendirian di rumah dengan kondisi gelap gulita. Bagaimana keadaannya?

"Eh Pak saya duluan yah, permisi." Dengan secepat kilat Alfan langsung melesat menuju rumahnya. Hatinya tidak tenang jika belum melihat wajah Ayana. Gadis itu pasti tidak sedang baik - baik saja.

"AYANA!"

Saat Alfan sudah sampai dirumah, cowok itu segera menuju ke kamar Ayana. Tapi, gadis itu tidak ada disana. Alfan mencoba menghubungi Ayana, tapi tidak diangkat.

A Y A N A (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang