52. Kembali bersama

176 13 0
                                    

Dia adalah perisai ku. Jika dia tidak ada, siapa yang akan menjadi pelindung ku? "

~A Y A N A~

"Pantengin aja tuh HP sampe keluar mata lo!"

Ayana berdecak mendengar ocehan Alfan di pagi ini, eh bukan pagi menjelang siang. Sedetik kemudian Ayana kembali memfokuskan perhatian pada ponsel yang ada di genggamannya.

Sejak bangun tidur Ayana terus memperhatikan ponselnya, dia sedang menunggu notifikasi pesan dari keluarganya. Dia tidak butuh ucapan panjang lebar, hanya sebuah kalimat Happy birthday saja Ayana sudah girang.

"Mami nyuruh gue buat nganterin lo ke rumah,"

Kepala Ayana tertoleh dengan kening berkerut. "Mau ngapain?"

"Ngelonteh bersama,"

Gebleg!

"Gue serius nyet!" Ayana menggeplak pundak Alfan cukup keras. "Durhaka banget lo bilang tante Fira lonte, gue bilangin loh."

"Siapa?"

"Elo lah," Ayana sedikit nyolot. Lelah menghadapi manusia titisan bagong.

"Yang nanya!" Alfan tergelak melihat wajah memerah Ayana. Sudah lama dia tidak mengerjai manusia yang duduk di kursi didepannya.

Ayana menarik nafas sejenak lalu tersenyum mengerikan dengan mata yang menatap Alfan nyalang. Tangannya memegang garpu erat-erat, lalu berdiri membuat kursi yang didudukinya berderit.

Bismillah hedsot!

Bugh

Bugh

"Mati lo! Mati lo!"

"Anjir, sakit woyy!"

Alfan berlari menghindari pukulan membabi buta yang dilayangkan Ayana. "Baperan banget sih, gue kan cuman bercanda,"

"Bacot!" Ayana melemparkan bantal sofa. Tapi sayangnya tidak ada satupun yang mengenai Alfan.

Lelah. Kaki Ayana lemas karena terus berlari memutari rumah yang cukup luas. Cewek itu berjongkok sambil menelungkupkan kepalanya, dia sedang berakting menangis untuk menarik perhatian lawan, eh Alfan maksudnya.

Beberapa saat kemudian Alfan baru menyadari bahwa Ayana tidak lagi mengejarnya. Cowok itu berjalan keluar rumah dan menemukan Ayana yang berjongkok di samping ayunan yang tak jauh dari kolam .

"Heyy, kenapa?"

Tidak ada balasan. Malah dengan sengaja Ayana mengeraskan suara tangisnya. "Huaaaa"

"Gue minta maaf, gue bercanda. Serius syumpahh!" Alfan hendak memeluk Ayana, tapi sesekond kemudian Ayana langsung memukul Alfan tepat di perutnya.

"Gotcha!"

"Kena tipu," Ayana berjoget seperti boneka mampang. "Yhaa kasian,  wle!"

Alfan mengelus dadanya, sabar. Orang sabar jidatnya lebar. "Ay, ada kecoa!" Pekik Alfan heboh sambil menunjuk kaki Ayana.

A Y A N A (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang