60. Start From Scratch

195 18 0
                                    

Terkadang manusia harus merasakan kehilangan terlebih dahulu untuk mengerti arti sebuah kehadiran.

~A Y A N A~

Dua jam Caca berkutat dengan vidio game, cukup membuat matanya merasa lelah. Begitupun Rangga yang mengakhiri permainannya dan memilih tidur terlentang diatas karpet bulu disamping Caca.

"Bang, Papa pulang kapan?"

"Nanti malem juga pulang. Tumben banget nanya gitu, nungguin oleh-oleh yah?"

"Enggak, biar ada topik aja."

Rangga mendengus. Tingkah adiknya ini memang sangat random.

"Bang, lapar gak?" tanya Caca kembali.

"Emangnya lo mau beliin gue makan?"

Lagi-lagi Caca menjawab hal yang sama. "Enggak, biar ada topik pembicaraan aja."

"Kucing tetangga masa udah lahiran aja, padahal Pak Yadi kemarin baru aja beli mobil baru."

"APA HUBUNGANNYA KUCING TETANGGA SAMA MOBIL BARU PAK YADI?" tanya Rangga sedikit ngegas. Lelah menghadapi adik dengan segala tingkah random dan segala kegabutan hidupnya.

"Gaada sih, biar ad—"

"Ada topik pembicaraan. Yang ada bikin gue emosi!" Potong Rangga. Cowok itu beralih berbaring diatas sofa lalu menyalakan televisi yang menayangkan film kartun si kembar botak.

"Bang, pinjem charger dong."

"Gaada topik pembicaraan lain selain charger?"

"INI GUE MINJEM BENERAN ANJIR!" sekarang Caca yang dibuat kesal. Giliran minta beneran malah dikira nyari topik pembicara.

"Dipake."

"Ngomong aja gak boleh,"

"Nah itu tau. Lagian HP gue aipon, mana cocok sama android."

"Dih sombong, HP di beliin Papa aja bangga."

Karena tidak mendapat apa yang dia butuhkan, Caca lantas berniat untuk meminjam pengisi daya pada saudara perempuannya. Meskipun Ayana terbilang kaka yang galak, tapi dia tidak akan pernah bisa menolak keinginan adiknya. Dan dia tidak pernah pelit jika menyangkut saudaranya.

Caca menyembulkan kepalanya melihat apakah si pemilik kamar ada didalam ruangannya. Ternyata Ayana ada disana sedang duduk di atas ranjang membelakangi pintu.

Ayana terdiam dengan tatapan tak lepas dari foto polaroid dirinya dan Alfan yang diambil saat malam perayaan ulang tahunnya. Dan juga gelang hitam yang menjadi hadiah pertama yang diberikan Alfan untuknya.

"Ayana.... "

Spontan Ayana menyembunyikan kedua benda tersebut kebawah bantal, lalu berbalik menatap Caca yang masuk kedalam kamarnya dengan cengiran khasnya.

"Punya charger android gak? kalo ada gue pinjem."

"Kayaknya masih ada deh, bentar gue cari."

Ayana mengobrak-abrik isi laci untuk mencari benda yang dibutuhkan adiknya.

"Belum move on, nih, ceritanya."

Ayana membalikan badannya dan melihat Caca yang memegang polaroid beserta gelang yang dia sembunyikan dibawah bantal. Cepat-cepat Ayana merebut kedua benda tersebut.

"Bukan gitu, gue mau buang tapi lupa."

"Masa sih?"

"Beneran."

A Y A N A (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang