16 bulan berlalu tanpa gangguan.
Apa kau percaya pada sebuah awal?
Apa kau percaya sebuah awal adalah penentuan di akhir?
Awal adalah akhir.
Dan akhir bersumber dari awal.
Maksudku, Cerita ini.
Cerita kita.
"Cho Hyun Jin, Apa kau melihat dasi hitam-ku?".
Hyun Jin mendelik sembari berdiri bersedekap bersandar pada meja rias-nya, Menatap pria menyebalkan di hadapannya yang semakin hari setidaknya menunjukkan satu kebiasaan baru.
"Kau mempunyai banyak dasi oppa, Rapatmu dua jam lagi. Jangan mencari yang tak ada, Pakai saja yang ada".
Kyuhyun menghela nafasnya gusar sembari tetap memeriksa di beberapa tempat.
Tidak, Ia harus memakasi dasi itu.
Itu salahsatu barang keberuntungannya dan rapat hari ini adalah satu yang terpenting.
"Dan kuperhatikan akhir-akhir ini kau suka sekali memanggil namaku lengkap". Lanjut Hyun Jin, "Cho Hyun Jin. Ishhh".
Kyuhyun menghentikan pencariannya lalu sekali lagi menghela nafas sebelum berjalan kearah istrinya yang sudah duduk di tepi ranjang.
"Tak suka?".
"Apa?".
"Aku memanggil namamu lengkap".
"Aku tak pernah berkata tak suka".
Entah.
Memiliki tiga orang anak membuat emosi-nya kadang tak stabil.
Bukan, Bukan karena tak ikhlas melakoni peran barunya sebagai ibu dari tiga anak.
Hahhh.
Harus bagaimana menjelaskannya?
Milikilah anakmu sendiri maka kau akan mengerti.
Kyuhyun tersenyum kecil, "Aku suka sayang memanggil namamu, Hatiku akan selalu berbunga saat melafalkan namamu. Seperti menegaskan jika kau memang milikku, Istriku. Cho Hyun Jin-ku".
Hyun Jin memutar sedikit tubuhnya agar bisa menatap wajah sumringah suami menyebalkannya, "Pertama, Aku memang milikmu tak perlu pakai penegasan. Kedua, Aku memang istrimu dan ketiga...". Hyun Jin berdeham lalu mengecilkan ujung kalimatnya, "Aku memang Cho Hyun Jin-mu".
Kyuhyun melebarkan senyumnya sembari mengangguk, "Ouwh kau masih saja menggemaskan dan selalu berhasil membuat gairah-ku meningkat tinggi. Sial, Aku bahkan sudah memikirkan berbagai macam gaya percintaan denganmu, Aku ingin menarik bajumu lepas dan bersenang-senang diatas ranjang kita ini".
Hyun Jin membulatkan mata sempurna.
Pria menyebalkan ini tak pernah main-main dengan kalimatnya sendiri tapi bercinta? Sekarang? Lagi?
Hoooo.
Jika boleh jujur tubuhnya bahkan masih sangat lemas sekarang.
"Yahhhh. Kontrol otakmu oppa, Astaga".
Sekali lagi mengangguk dan tersenyum, Kyuhyun menambahkan, "Sialnya kali ini aku memang harus mengontrol otak dan melawan hasrat-ku sendiri. Aku tak boleh melewatkan menghadiri rapat ini".
"Untuk itu kukatakan pakai saja dasi yang ada, Jangan mempersulit diri".
Kyuhyun mengecup punggung tangannya lalu kulit lehernya berulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Honeymoon, End.
Romance"Istrimu? Aku?". "Hmm, Istriku. Kau". Kau tak bisa mengatakan tak siap jika cinta datang untuk memasuki hatimu. Siapapun berhak merasakan dan mendapatkan cinta, Hanya ada satu yang tak boleh kau langgar yaitu mencintai seseorang yang sudah menjadi m...