Hari yang indah untuk bersama kakaknya yang menyebalkan.
'Sekali lagi kau memaksaku untuk menemanimu ke pesta itu, Aku bersumpah akan membakar tubuhmu Kim Hyun Joo-ssi'.
Hyun Joo tertawa dengan sangat berlebihan sembari memegang perutnya.
'Kau tak akan pernah sanggup membakar tubuh kakakmu yang sangat kau sayangi ini'. Hyun Joo melanjutkan dengan, 'Aku tahu betapa kau tak bisa hidup tanpaku'.
'Eommaaaa. Appaaaa'. Teriak Hyun Jin berlebihan, 'Hyun Joo oppa ingin menjodohkanku dengan temannya lagi'.
'Yak. Yakk. Yakkk'. Seru kakaknya panik, 'Siapa yang mau menjodohkanmu? Yah, Appa bisa membunuhku detik ini juga jika tahu aku menjodohkan anak gadis satu-satunya dengan sembarang pria. Aku tak mau kena pukul tongkat panjang appa jadi diamlah jangan berisik'.
Hyun Jin tersenyum menyeringai sembari menaikkan satu kakinya keatas sofa.
'Sudah kukatakan padamu oppa aku tak mau kau kenalkan pada teman-teman priamu. Kau pikir aku tak bisa mendapat kekasih dengan caraku sendiri? Lagipula aku masih ingin menjadi wanita karier, Sekitar satu minggu lagi jadwal wawancara kerjaku'.
'Tidak. Tidak hooo tidak adikku yang manis. Wawancara kerja yang kau maksud adalah menjadi seorang pewarta bukan?'. Kakaknya menggeleng dengan sangat keras, 'Tak akan pernah kuizinkan. Pekerjaan itu tak cocok untukmu'.
'Kau tahu? Terkadang kau lebih cocok jadi ayahku daripada kakakku'.
Kakaknya kembali tersenyum untuk berkata sembari mengusap rambut panjangnya, 'Aku tak mau menempatkan adikku yang cantik di tempat yang kutahu bisa menjadi ancaman bahaya untukmu. Menjadi seorang pewarta tak semudah yang kau bayangkan gadis kecil, Terkadang kau harus turun langsung ke lapangan untuk menggali lebih dalam atau melaporkan berita secara langsung. Bagaimana jika kejahatan yang kau liput tentang pembunuhan berantai? Atau bagaimana jika tentang komplotan mafia yang sangat bengis?'. Kakaknya kembali menggeleng, 'Kerja yang lain saja, Ok?'.
Hyun Jin melanjutkan dengan lebih berlebihan, 'Oppa, Apa kau tahu aku mempunyai impian untuk menjadi istri dari seorang ketua mafia?'.
'Yakkk. Kim Hyun Jin'.
Hyun Jin tertawa setelahnya, 'Otakmu terkadang terlalu berpikir jauh. Kau pikir jika pun aku harus turun ke lapangan langsung aku akan bekerja seorang diri? Tidak, Oppa. Ada yang namanya kerja tim dan—'.
'Pokoknya selama aku masih hidup, Kau tak boleh menjadi pewarta. Mengerti gadis kecil?'.
Hyun Jin bersungut, 'Tidak, Aku tak mau mengerti. Juga berhenti menyebutku gadis kecil, Kau pikir aku anak umur lima tahun apa?'.
Kakaknya kembali tertawa.
'Ah, Sebenarnya ada yang ingin kukatakan padamu'.
'Tidak, Tak perlu dikatakan. Aku tak mau mendengarmu, Lagipula aku tak akan ikut denganmu ke pesta itu titik tak memakai koma apalagi tanda seru'.
Kakaknya kembali terbahak lebih lebar sebelum berpindah untuk duduk tepat di sampingnya.
'Kau ingat dengan teman yang pernah kuceritakan padamu?'.
Hyun Jin berpikir sebentar lalu berkata, 'Otakku tak mampu mengingat semua temanmu oppa'.
Kakaknya mengangguk masih dengan tersenyum, 'Dua hari yang lalu saat aku bercerita padamu tentang temanku yang ternyata menyimpan satu perasaan padamu'.
Hyun Jin kembali berpikir sebentar.
Hingga dua menit berlalu ia mengangguk dan berkata, 'Sepertinya aku mengingat. Kenapa dengan dia? Bukankah dua hari yang lalu saat kau bercerita tentangnya jawabanku juga sudah jelas?'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Honeymoon, End.
Romance"Istrimu? Aku?". "Hmm, Istriku. Kau". Kau tak bisa mengatakan tak siap jika cinta datang untuk memasuki hatimu. Siapapun berhak merasakan dan mendapatkan cinta, Hanya ada satu yang tak boleh kau langgar yaitu mencintai seseorang yang sudah menjadi m...