Something That Was Forgotten-2(b)

1.1K 103 6
                                    

Kyuhyun melebarkan senyumnya sembari tetap menggosok rambutnya yang masih basah dan berjalan menuju tempat dimana istrinya berdiri dengan raut yang masih sama.

Hyun Jin tersentak dari lamun panjang-nya saat merasakan kedua tangan suaminya yang memeluknya dari belakang, Aroma segar tubuh pria menyebalkan ini juga sedikit membahayakan detak jantungnya yang mulai bertalu.

"Kau sudah selesai?".

Kyuhyun bergumam sembari menyusuri cerukan lehernya untuk diberi beberapa kecupan-kecupan kecil.

"Air-nya sangat dingin tapi benar-benar segar seperti apa katamu". Kyuhyun melanjutkan dengan sengaja menghela nafasnya kasar diatas kulit putih leher Hyun Jin, "Seharusnya kau menungguku, Kita bisa mandi bersama. Lagipula kenapa kau mandi di waktu aku masih terlelap? Kau tak perlu bangun terlalu pagi sayang".

Hyun Jin tersenyum simpul lalu memukul sebelah tangan Kyuhyun yang memeluknya, "Mandi bersama kepalamu". Ia melanjutkan, "Ouwh, Tidak lagi. Cukup sekali aku melakukan itu, Tidak kau yang tiba-tiba masuk waktu itu saat aku sedang mandi. Aku tak akan bisa menikmati waktu memanjakan tubuhku sendiri jika kita mandi bersama. Astaga, Kau benar-benar liar".

Kyuhyun tersenyum sekali mendengar penuturan panjang istrinya.

Ia lalu kembali menarik nafas lalu melanjutkan, "Sayang".

"Ng?".

"Aku tak suka melihat wajahmu terus tertekuk seperti ini".

"Aku? Tidak, Aku baik-baik saja".

"Kau bisa membohongi satu dunia tapi tidak dengan suamimu". Kyuhyun melanjutkan, "Aku mengatakan hal seperti itu bukan untuk membebani otakmu. Yang kukatakan di Pantai kemarin memang hal yang serius tapi aku tak mau kau terus memikirkannya dan berubah menjadi pendiam seperti ini".

Hyun Jin melanjutkan, "Oppa, Sana. Pakai dulu bajumu, Tubuhmu masih setengah basah dan aku tak mau mandi ulang".

Kyuhyun menggeleng di tempatnya.

"Maafkan aku. Aku tak bermaksud menjadikan penyataanku di pantai kemarin sebagai beban pikiranmu".

Menghela nafas panjang, Hyun Jin memutar tubuhnya agar bisa menatap kedua manik mata suaminya. Ia tersenyum tulus lalu berkata, "Aku sama sekali tak sedang memikirkan pernyataanmu itu oppa. Lagipula kenapa kau menyebutnya sebagai beban pikiran? Aku sama sekali tak menganggapnya sebagai beban pikiran".

"Lalu? Kau terus menekuk wajahmu sejak kemarin, Kupikir kau merasa terbebani dengan pernyataanku".

Hyun Jin menggeleng, "Tiba-tiba aku merindukan kakakku. Dia adalah pria pertama selain ayahku yang selalu menjaga dan melindungiku. Aku rindu dengan tatapan kesal yang akan selalu kakakku berikan padaku jika aku melakukan sesuatu yang ia larang".

"Karena mimpimu semalam?".

Hyun Jin mengangguk pelan.

"Diatas sana kakakmu pasti sedang marah sekarang".

"Marah?".

"Hmm". Kyuhyun melanjutkan dengan tersenyum, "Karena adik satu-satunya yang sangat ia jaga dan sayangi sedang bersedih. Kakakmu pasti tak akan suka jika kau mengingatnya dengan wajah sedih seperti ini, Kakakmu akan jauh lebih bahagia jika kau mengingatnya dengan senyuman".

Kyuhyun melebarkan senyumnya lalu kembali memeluk erat tubuh istrinya, "Kau tahu sayang kau bisa membagi semua keluh-kesahmu padaku. Bagilah, Berceritalah tentang apapun itu, Aku pasti akan mendengar semua ceritamu. Mungkin aku tak bisa membantu banyak selain dengan memelukmu seperti ini untuk memberikan ketenangan tapi setidaknya aku bisa meringankan sedikit bebanmu dengan kau yang mau membagi ceritamu padaku".

Perfect Honeymoon, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang