Sudah tiga hari berlalu semenjak malam pesta itu.
Dan Lee Joo Na brengsek itu seperti mati tertelan di dasar jurang, Pria brengsek itu sama sekali tak ada kabar atau tercium akan melakukan pembalasan atas dendamnya atau atas apa yang Cho Kyuhyun lakukan padanya malam itu.
Tiga hari yang damai.
Tiga hari yang bahagia.
Dan tiga hari yang menenangkan.
Juga tiga hari yang membuat hatinya masih berada dalam kebimbangan.
"Eomma kau tak akan pergi lagi kan?".
"Hmm?".
Eun Na bangun dari atas pangkuannya untuk kemudian menatap matanya dengan cara sangat sendu, "Appa bilang eomma pergi karena suatu urusan pekerjaan yang eomma tak bisa tinggalkan. Sekarang eomma sudah kembali, Eun Na tak mau eomma pergi lagi".
Hyun Jin menyunggingkan senyumnya sembari mengusap lembut rambut putri kecilnya yang semakin panjang.
"Kenapa Eun Na tak mau eomma pergi lagi? Appa jahat padamu selama eomma tak ada?".
Eun Na menggeleng dengan kembali bersandar padanya.
"Sama sekali tidak. Justru appa sangat baik pada Eun Na, Appa juga selalu menemani Eun Na makan dan tidur, Appa juga selalu tersenyum pada Eun Na".
"Lalu?".
"Eun Na tak mengerti bagaimana menjelaskannya tapi eomma tak boleh pergi lagi. Jangan tinggalkan Eun Na dan appa. Appa sangat menderita saat eomma tak ada. Appa setiap hari hanya meminum minumannya yang dibotol itu, Apa eomma tahu itu?".
Hyun Jin tersenyum kecil sembari mengusap lembut lengan atas putrinya.
Dua hari yang lalu saat pria menyebalkan itu membawa gadis kecil ini, Suasana haru dan raungan tangis tak bisa terelakkan lagi. Gadis kecil ini menangis memeluknya sembari sesekali berucap tak mau ditinggalkan lagi dalam irama segukan tangisnya yang semakin menyayat hati.
Selain ibunya dan tentu saja sahabatnya itu, Selama ini tak ada yang menangis untuknya dengan menggunakan hati yang tulus.
Tapi sekali lagi gadis kecil ini membuktikan jika ikatan batin tak selalu berasal dari darah yang sama.
"Eomma?".
"Emmm Eun Na kenapa tak melarang appa meminum minuman botolnya?".
"Appa tak mau mendengarku. Dua hari setelah eomma pergi, Appa lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam ruangan kerja, Appa tak mau keluar bahkan ketika aku menangis mengetuk pintu. Disaat seperti itu, Dam imo atau Sun Woo samchon akan selalu datang untuk menggendongku sembari berucap, 'Aishhh pria kejam itu apa tak bisa sedikit melunak pada putrinya sendiri? Sial, Benar-benar hanya Hyun Jin noona yang bisa membuatnya terlihat seperti manusia normal'". Ulang Eun Na mengikuti cara bicara Sun Woo.
"Aishh. Berani sekali dia menyebut appa pria kejam di depanmu".
Eun Na mengangguk.
"Eun Na ingin memarahi samchon tapi Eun Na tak bisa berhenti menangis saat itu hingga akhirnya tertidur dan saat membuka mata di malam hari, Eun Na sudah berada dalam pelukan appa. Appa memeluk Eun Na sembari mengucap maaf".
Hyun Jin tersenyum.
"Eun Na tak membenci appa kan?".
Eun Na menggeleng, "Aku mencintai appa".
Hyun Jin mengangguk kembali dengan berkata, "Eun Na-ya".
"Hmm?".
"Bagaimana dengan pulang ke rumah appa malam ini? Jika kau mau, Eomma akan menelepon Dam imo untuk menjemputmu. Eomma masih harus disini, Pasti kau tidak nyaman karena disini sangat sepi tak ada yang—".
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Honeymoon, End.
Romantik"Istrimu? Aku?". "Hmm, Istriku. Kau". Kau tak bisa mengatakan tak siap jika cinta datang untuk memasuki hatimu. Siapapun berhak merasakan dan mendapatkan cinta, Hanya ada satu yang tak boleh kau langgar yaitu mencintai seseorang yang sudah menjadi m...