Hidup ini selalu di bayangi oleh dua atau tiga pilihan.
Tentang baik dan buruk.
Terkadang untuk memilih satu diantara dua bukanlah sesuatu yang mudah di putuskan, Akan ada pertimbangan dan lain sebagainya untuk mencapai kata sepakat.
Tapi jika kau di hadapkan pada keadaan yang tak memperbolehkanmu untuk memilih, Apa yang sebaiknya kau ikuti?
Logika atau hati?
-J-
"Lee Ni Rin? Maksud, Rekan kerja sekaligus atasan dan sahabat Hyun Jin?".
Dam mengangguk dengan sudut hatinya yang berkedut.
"Tapi mengapa dia menyuruh kita bekerjasama untuk berbohong?".
Dam menggeleng, "Aku tak tahu pastinya. Lee Ni Rin hanya meminta bantuan seperti itu".
"Tidak, Maksudku, Memangnya apa yang dikatakan Hyun Jin? Kemana dia pergi?".
"Katanya, Hyun Jin unnie bergegas pergi setelah mendapat telepon dari seseorang. Lee Ni Rin juga mengatakan jika wajah unnie semakin pucat saat membuka kotak paket itu dan membaca kertas yang berada di dalamnya".
"Kotak paket? Telepon dari seseorang?".
Dam kembali berjalan mondar-mandir seiring hatinya yang semakin gelisah.
"Oppa, Bagaimana jika isi kotak paket itu adalah sebuah alamat yang harus unnie datangi seorang diri?".
"Maksudmu, Brengsek itu benar-benar mengirim sebuah alamat seperti yang ia katakan di surat terakhirnya?".
Dam mengangguk.
"Lee Ni Rin mengatakan jika raut wajah unnie sangat ketakutan saat berbicara dengan orang yang meneleponnya itu. Ni Rin-ssi sudah berusaha melarang unnie yang bergegas ingin pergi tapi tak berhasil. Unnie sangat terburu-buru, Unnie hanya meminta tolong padanya untuk tidak menyampaikan hal ini pada Kyuhyun oppa".
"Intinya, Kita harus berpura tak tahu jika Cho Kyuhyun bertanya dimana keberadaan istrinya". Wang Sik memejamkan mata sebentar, "Sekarang sudah pukul tujuh, Pria kejam itu mungkin sudah di perjalanan menuju pulang. Kita bisa saja membohonginya satu kali tapi jam terus berjalan Dam-ah, Menurutmu orang seperti Kyuhyun tak akan curiga?".
"Aku tahu itu tapi untuk sekarang kita tak bisa berbuat apapun kecuali ikut berbohong, Kita tunggu sampai unnie memberi kabar selanjutnya".
"Bagaimana jika dia tak memberi kabar?". Sambung Wang Sik mulai frustasi, "Sial. Aku jelas sudah mengatakan padanya untuk tidak menuruti perintah brengsek itu yang ingin bertemu. Bagaimana jika ini hanya jebakan? Sial, Dia pergi seorang diri tanpa kita tahu dimana titik lokasi mereka bertemu".
"Aku mencoba untuk melacak ponsel unnie dan lokasi terakhirnya cukup aneh. Aku mencari tahu tentang lokasi itu dan aku mendapat informasi jika lokasi itu adalah sebuah hotel megah namun pengunjung yang datang bisa di hitung jari".
"Lalu apa yang kau maksud aneh?".
"Kebetulan aku memiliki seorang teman di daerah sana. Aku meminta tolong padanya untuk mencari tahu ke hotel itu langsung tapi—".
"Okh. Tapi?".
"Nama unnie tak ada dalam daftar pengunjung mereka".
"Yeee?".
Dam menggeleng, "Aku memikirkan opsi lain. Mungkin saja hotel itu di pesan atas nama brengsek itu tapi kemudian temanku ini mengatakan jika sistem hotel itu berbeda dari hotel-hotel lain, Hotel ini selalu mendata semua orang yang masuk tanpa kecuali. Bukan hanya tamu yang memang menginap disana tapi semuanya termasuk pengunjung yang bahkan hanya makan di café hotel semuanya di data jadi kesimpulannya adalah aneh sebab nama unnie yang jelas-jelas berada di dalam hotel itu tak ada di dalam daftar pengunjung".
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Honeymoon, End.
Romance"Istrimu? Aku?". "Hmm, Istriku. Kau". Kau tak bisa mengatakan tak siap jika cinta datang untuk memasuki hatimu. Siapapun berhak merasakan dan mendapatkan cinta, Hanya ada satu yang tak boleh kau langgar yaitu mencintai seseorang yang sudah menjadi m...