Something That Was Forgotten-5

1K 100 2
                                    

Hyun Jin mengembangkan senyumnya melihat Dam dan Ni Rin yang duduk saling berhadapan melempar tatapan sinis satu sama lain.

"Unnie, Aku tak suka pada temanmu ini".

Ujung bibirnya baru akan menyela ketika suara Ni Rin sudah menginterupsi, "Kau pikir aku suka padamu? Dan lagi aku bukan teman wanita ini tapi sahabat, Aku yang jauuhhhh lebih dulu mengenalnya darimu. Dasar anak kecil".

"Apa katam? Anak kecil?". Dam tertawa dengan sangat dibuat-buat, "Jangan sok tahu dan aku bukan anak kecil. Kau mungkin lebih dulu mengenal Hyun Jin unnie tapi sekarang yang unnie paling sayangi adalah aku".

"Apa? Cih. Luar biasa kepercayaan dirimu". Ni Rin melanjutkan dengan, "Jelas aku-lah disini yang paling Hyun Jin sayangi, Memangnya kau pikir kau siapa? Ouwh, Kau memang pantas disebut anak kecil".

"Yakkkk. Sudah kubil—".

Hyun Jin mengangkat kedua tangannya ke udara masih dengan satu guratan senyum yang belum meninggalkan wajahnya, "Ni Rin-ah, Berapa umurmu? Astaga, Jangan bersikap seperti kaulah yang sebenarnya anak kecil". Ia lalu menatap Dam dengan berkata, "Dan kau juga tak boleh bersikap kurang sopan pada orang yang lebih tua darimu".

"Unnie tapi dia—".

"Dam-ah". Hyun Jin menggeleng pelan, "Aku menyayangi kalian berdua dengan sama besar dan sama rata jadi berhenti mengibarkan bendera perang, Ok?".

"Dia yang terlebih dulu menatapku angkuh". Seru Dam masih kesal.

Hyun Jin melanjutkan dengan, "Ah, Benar. Ni Rin-ah, Aku—".

Ni Rin mengangguk dengan kedua matanya yang terpejam sebentar, "Aku tahu".

"Ye? Apa yang kau tahu?".

"Suamimu yang mengerikan itu sudah meneleponku. Dia menginginkan istrinya untuk cepat pulang hari ini. Dia meminta izin padaku, Tidak. Cara bicaranya sama sekali tak terdengar seperti permohonan, Lebih tepatnya dia seperti sedang mengancam".

Hyun Jin melanjutkan senyumnya.

"Kau tahu apa yang suamimu katakan?". Ni Rin berdeham kemudian melanjutkan, "Yak, Lee Ni Rin-ssi. Aku tidak mau tahu, Kau harus memberi izin pada istriku untuk pulang cepat hari ini. Jangan banyak bertanya tentang apa, Cukup beri izin untuk istriku pulang cepat. Kau mengerti?". Ni Rin melanjutkan kembali setelah menelan salivanya, "Bagaimana kau mampu bertahan dengan pria otoriter seperti itu? Ouwh, Cho Kyuhyun terlalu mengerikan untuk dirimu yang baik"

"Artinya kau pikir suamiku tak baik, Begitu?". Seru Ni Rin dengan nada dibuat-buat.

"Unnie, Sudah kukatakan temanmu ini tak baik". Gumam Dam sangat pelan.

"Yak, Kau anak kecil".

Dam menjulurkan lidahnya pada Ni Rin yang sudah sangat kesal.

Hyun Jin tertawa sembari melanjutkan, "Hari ini seharusmya putriku kembali tapi aku masih ingin bersamanya jadi aku mengundur satu hari jadwal kepulangannya, Untuk itu kami mengadakan sebuah pesta kecil di rumah untuknya".

"Aku tak bertanya, Kim Hyun Jin-ssi". Sahut Ni Rin dengan wajah tertekuk.

Hyun Jin melanjutkan senyumnya sembari menggandeng tangan Dam, "Intinya aku berterima kasih karena mengizinkanku pulang cepat, Kau memang seorang atasan idaman".

"Sial, Tak ada yang mengizinkanmu. Aku hanya tak mau membuat suamiku menyandang status sendiri karena aku yang mati konyol di tangan suamimu akibat melarangmu pulang". Aku Ni Rin.

Hyun Jin tersenyum lebih lebar kemudian berbisik sangat pelan, "Keputusanmu sudah sangat benar sebab suamiku sangat menggairahkan jika sedang marah, Aku juga nanti yang akan kesulitan untuk meredakan gairah-nya yang membumbung. Terima kasih karena telah menyelamatkanku dari cengkraman kenikmatan suamiku".

Perfect Honeymoon, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang