"Ku dengar kau akan pergi selama satu minggu, Benar begitu oppa?".
"Hmm".
"Kali ini di tempat yang seperti apa? Di pedalaman desa? Atau seperti yang terakhir kali kau pergi, Di sebuah club yang terletak di pusat kota?".
"Keduanya tak masalah bukan asal aku bisa membawa uang yang banyak? Kau tak pernah mau tahu kemana atau bagaimana keadaan-ku asal aku membawa keberhasilan pulang".
In Ha melepas rangkulan di sebelah tangan kanannya untuk berdiri tepat di hadapannya, Gadis itu tersenyum menatapnya sembari berkata, "Selama ini aku hanya membuang-buang waktu. Yang ku pedulikan hanya kesenanganku tanpa mau tahu kesulitan apa saja yang mungkin sedang kau alami, Maaf. Maafkan aku untuk sikapku yang lalu oppa, Ng? Aku ingin memperbaiki semuanya, Aku ingin menjadi kekasih yang sebenar-benarnya kekasih. Aku telah menyia-nyiakan waktu kebersamaan kita selama ini, Jika memungkinkan dan kau mengizinkan juga aku akan ikut kemana pun kau pergi. Aku ingin mengganti semua waktu yang terbuang percuma untuk tetap berada disisimu. Aku ingin kembali menjadi penghangat hatimu".
Kenapa rasanya terlalu terlambat untuk dilakukan sekarang?
Kemana gadis ini saat ia benar-benar membutuhkan sebuah dukungan dan kehangatan?
In Ha tak pernah peduli padanya, In Ha hanya mencintai seluruh uang-nya.
Lalu apa sekarang?
'Kenapa kau merasa seperti itu? Maksudku, Kenapa kau berpikir hatimu mulai menyukaiku sekarang? Oppa, Kau tidak lupa kan dengan kenyataan palsu yang kita jalani sekarang?'.
Mengangguk pelan Kyuhyun melanjutkan, 'Aku tidak tahu takdir macam apa yang sedang bermain dengan kita saat ini tapi apakah aku benar-benar tak boleh untuk merasakan perasaan suka padamu? Aku tahu yang kita jalani sekarang akan segera berakhir tapi aku seseorang yang juga mempunyai hati. Seorang wanita yang sebelumnya tak pernah ku temui mendadak menjadi istriku, Kau membawa kehangatan yang kurindukan. Kau menyelimutiku dengan ketulusan, Kau menawarkan diri untuk menjadi orang yang selalu mencemaskanku, Kau bahkan bisa menangis dengan sangat keras saat melihat sebuah goresan luka diatas tubuhku, Mendadak seluruh sudut hatiku menghangat dan itu karenamu. Aku tahu kita memiliki kekasih masing-masing, Aku tahu kita tak mungkin bersama, Mungkin pula satu kata sakral seperti cinta tak pernah bisa menjadikan kita satu tapi izinkan aku untuk tetap memelihara perasaan ini untukmu'.
'Oppa—'.
'Izinkan aku untuk tetap menyukai atau bahkan menyayangimu'.
"Aku ingin menjalani dan kembali menghangatkan hubungan kita ini oppa". Sambung In Ha.
Semalam tanpa banyak kata lagi, Hyun Jin meminta izin untuk mengambil segelas air. Gadis itu mengatakan tenggorokannya sangat kering dan ia ingin segera minum.
Sekitar sepuluh menit berlalu Hyun Jin belum juga kembali masuk ke kamar hingga kedua matanya terasa sangat berat dan akhirnya terlelap.
Dalam setengah sadar tidurnya, Sisi ranjangnya yang kosong bergerak yang menandakan Hyun Jin telah kembali untuk tidur di sampingnya.
Sayu-sayu ia mendengar gadis itu berbisik, 'Maafkan aku, Oppa'.
"Kalau kau mengizinkan aku akan ikut kali ini dalam kepergian satu minggu-mu, Bagaimana?". Sambung In Ha kembali.
Mulutnya baru akan kembali bergerak untuk menjawab tanya In Ha saat suara penuh kepanikan Park Dam datang menghampiri vital pendengarannya.
"Oppaaaa, Tangan istrimu terluka".
"Apa? Siapa yang melukainya? Sialan, Jangan bercanda soal seperti ini Park Dam".
Dam jelas sangat panik, Gadis itu menelan saliva-nya sulit untuk kembali berkata, "Di dapur, Tidak. Jo Sun Woo sudah membawanya ke taman belakang, Tan-tangan, tangannya penuh darah dan—".
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Honeymoon, End.
Romance"Istrimu? Aku?". "Hmm, Istriku. Kau". Kau tak bisa mengatakan tak siap jika cinta datang untuk memasuki hatimu. Siapapun berhak merasakan dan mendapatkan cinta, Hanya ada satu yang tak boleh kau langgar yaitu mencintai seseorang yang sudah menjadi m...