Part Of My Life-4

1.4K 126 6
                                    

Mengambil sebuah keputusan terlepas itu baik dan buruk memang akan selalu menjadi pilihan tersulit, Akan selalu ada dampak yang ditimbulkan setelahnya. Hidup tak pernah mudah, Tuhan memberi kita nafas untuk setidaknya memikirkan cara untuk tetap bertahan. Ada beberapa pilihan yang pasti akan membuatmu mengalami kesulitan tapi jika kau mau percaya pada Tuhan maka sebuah senyuman kebahagiaan telah menanti di depan sana.

'Bagaimana denganku eomma jika kau pergi? Tak ada yang menatapku sangat tulus dirumah ini selain dirimu'.

'Aku akan kembali, Aku tidak pergi untuk selamanya. Eun Na-ya, Aku pergi karena harus bekerja dan aku bekerja untuk mendapatkan uang yang banyak'.

'Uang yang banyak?'.

'Hmm. Uang yang banyak'.

'Banyak sekali?'.

"Hmm. Banyak sekali'.

Eun Na yang menggemaskan hanya menatapnya dengan kedua binaran mata yang masih terlihat tak rela, 'Kyuhyun appa juga punya banyak sekali uang. Eomma, Tak bisakah kau tetap tinggal? Appa pasti akan memberimu banyak uang, Eomma tak perlu bekerja terlalu keras'.

Ni Rin menghentikan mulutnya yang sedang mengunyah sarapan-nya.

"Jika kau kembali menghela nafas sekali lagi, Artinya kau telah mencetak rekor baru sebagai orang dengan helaan nafas panjang terbanyak".

"Dia menatapku seolah benar-benar tak ingin aku pergi".

Ni Rin menyesap susu cokelatnya dengan berkata, "Kau masih membahas anak itu? Yah, Aku sudah memperingatkan padamu untuk jangan terlalu dekat dengannya. Dia hanya putri suamimu, Kau tak harus melibatkan diri terlalu jauh pada sesuatu yang bukan menjadi urusanmu".

"Dia mengatakan ini padaku sebelum aku pergi empat hari lalu, 'Kau harus selalu ingat jika aku benar-benar mencintaimu. Aku sangat-sangat bahagia memilikimu sebagai ibuku. Eomma, Hyun Jin eomma adalah ibuku di dunia dan di kehidupan selanjutnya. Cepatlah kembali eomma hmm?'. Rasanya sangat menyenangkan setiap kali menatap matanya". Dengan masih menerawang, Hyun Jin melanjutkan, "Seorang gadis kecil memanggilku ibu. Dia menganggapku ibunya, Dia menatapku dengan kedua mata yang penuh binaran kebahagiaan".

"Sial".

Hyun Jin mengernyit.

"Kau mengumpat padaku?".

Dengan cepat Ni Rin menambahkan, "TIDAK". Menyesap kembali susu cokelatnya, Ni Rin melanjutkan, "Aku menyetujui kau mengambil pekerjaan ini juga karena dirimu yang terus memaksa, Kita berada disini sekarang karena kemauanmu, Kita disini jelas untuk bekerja tapi kenapa kau membuatku merasa sangat jahat karena telah memisahkan anak dari ibunya?".

Hyun Jin tersenyum kecil.

"Jangan tersenyum begitu". Ni Rin melanjutkan dengan masih menggebu, "Kau tahu? Entah kau sadari atau tidak, Kau sudah menyayangi anak kecil itu".

Mengaduk teh hangat-nya, Hyun Jin menambahkan, "Tak ada salahnya dari menyayangi anak kecil".

"Ye-ye-ye. Memang benar tapi anak kecil yang kau sayangi tak seharusnya mendapat kasih sayang darimu. Kuingatkan jika lupa, Dia hanya anak dari suamimu bukan anakmu. Sebelum terlalu mendalam hilangkan rasa sayangmu itu jika kau tak ingin susah nantinya".

Melanjutkan senyumnya, Hyun Jin menggeleng pelan dengan menambahkan, "Cepatlah miliki seorang anak maka saat dimana anak itu menatap matamu, Saat itu kau akan tahu jika memberikan kasih sayang pada seorang anak kecil bukanlah hal yang akan menyusahkan hidupmu".

"Wah".

Ni Rin menggeleng, "Bicaramu sudah seperti kau adalah ibu dari empat orang anak".

Hyun Jin menggeleng terseyum.

Perfect Honeymoon, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang