"Unnie, Ini tak lagi bisa di toleransi. Kupikir Kyuhyun oppa harus tahu masalah ini agar—".
"Dam-ah, Kau yang lama lebih mengenal suamiku. Kau tahu betul bagaimana ketika ia sedang murka".
"Ye?".
Hyun Jin menggeleng sembari meremas kecil kertas yang berada dalam genggaman-nya.
"Unnie—".
"Dia tak boleh tahu".
"Tap—".
"Aku meminta tolong padamu. Bantu aku menemukan siapa pengirim pesan-pesan berantai ini, Aku juga sudah meminta tolong pada Wang Sik oppa untuk memperketat penjagaan dan menyeleksi semua barang atau pun paket yang masuk ke rumah ini".
Dam menggeleng sembari menatapnya.
"Kau gila?". Dam melanjutkan dengan kembali duduk diatas kursi, "Siapapun brengsek ini kita harus segera mencarinya unnie. Dia bahkan berani mengirim pesan-pesan itu ke alamat kantormu, Dia bisa menjadi ancaman bahaya untukmu. Unnie, Kukatakan sekali lagi padamu, Kyuhyun oppa harus tahu masalah ini".
Hyun Jin menggeleng kembali.
Tidak, Pria menyebalkan itu tak boleh tahu dulu.
Setidaknya tidak disaat semuanya masih abu-abu.
'Aku bisa membunuh suamimu, Tentukanlah pilihanmu sekarang'.
Jika tujuan orang yang mengirim banyak surat kaleng padanya selama hampir satu minggu ini adalah ingin membuatnya gelisah, Selamat.
Sebab itu sangat berhasil.
'Atau kau ingin melihat dua bola mata gadis kecil yang kau sayangi itu terpisah dari tubuhnya? Ceraikan Cho Kyuhyun'.
"Orang ini sudah gila. Unnie, Dia mengancam akan membunuh Kyuhyun oppa. Dia bahkan mengancam hidup Eun Na. Unnie setidaknya kita harus—".
"Sayang, Kau dimana?".
Hyun Jin menatap Dam cepat untuk menempelkan satu jarinya tepat diatas bibir, Berharap Dam mengerti maksudnya.
"Sayangggg".
"Ng, Oppa aku di dapur".
'Suamimu mungkin tak terkalahkan, Dia bisa dengan mudah melenyapkan nyawa orang tapi aku pun sangat mudah menghilangkan nyawa-nya bahkan tanpa harus menyentuh'.
Tidak.
Tidak.
Pria menyebalkan itu berjalan kearahnya dengan mengukir satu senyuman di wajahnya. Kyuhyun melebarkan kedua tangannya saat sudah dekat lalu begitu saja memeluknya erat sembari memberi kecupan-kecupan kecil diatas lehernya.
"Apa saja yang kau lakukan selama dua hari ini, Hmm? Wah, Dua hari tak melihat wajahmu membuatku merasa sesak".
Dam berdeham dengan dibuat-buat.
Hyun Jin tersenyum.
"Oppa, Kau tahu?". Kyuhyun menggeleng, "Aku lebih memilih opsi tak bertemu selama dua hari karena kau sedang mengurus perusahaan-mu diluar kota daripada kau terus di dekatku tapi pekerjaan yang kau lakukan menghilangkan nyawa orang lain".
Masih dengan tersenyum, Kyuhyun melanjutkan, "Begitu? Apa aku fokus saja pada perusahaan?".
"Ng, Lebih baik begitu".
Pria menyebalkan ini kembali memeluknya dengan iringan nafas kelegaan sembari berkata, "Dam-ah, Semuanya baik-baik saja kan? Tak ada yang mengusik istriku ini kan? Dua hari aku tak ada semuanya masih berjalan dengan semestinya kan?".
![](https://img.wattpad.com/cover/233905410-288-k290719.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Honeymoon, End.
Romance"Istrimu? Aku?". "Hmm, Istriku. Kau". Kau tak bisa mengatakan tak siap jika cinta datang untuk memasuki hatimu. Siapapun berhak merasakan dan mendapatkan cinta, Hanya ada satu yang tak boleh kau langgar yaitu mencintai seseorang yang sudah menjadi m...