Hyun Jin menatap kagum pada rumah megah yang berdiri kokoh di hadapannya.
Butuh sekitar lima menit? -Sepertinya lebih- untuk sampai di depan rumah ini.
Beberapa mobil terparkir tak jauh dari rumah besar ini, Beberapa orang yang sepertinya bertugas menjaga rumah ini juga terlihat mengagumkan.
Bagaimana pria-pria tampan itu bisa menjadi penjaga rumah suaminya?
"Seumur hidupmu belum pernah melihat rumah sebesar ini?".
"Ye?".
Kyuhyun tersenyum menatapnya lalu mengalihkan kembali pandangannya untuk berbicara pada satu pria yang sepertinya bertugas memarkirkan mobilnya, "Simpan saja di belakang lalu bawa masuk barang-barang istriku".
Pria itu mengangguk patuh pada Kyuhyun sembari masuk ke dalam mobil untuk kemudian membawanya.
"Oppa, Ini rumah siapa?".
Kyuhyun sekali lagi tersenyum padanya lalu berkata, "Menurutmu?".
Menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal, Hyun Jin menggeleng, "Kau tak mungkin membawaku ke rumah orang lain. Diperjalanan tadi kau bilang akan membawaku ke rumahmu dan ini...". Menggeleng kembali Hyun Jin melanjutkan, "Apa penghasilan seorang ketua mafia sebanyak itu? Berapa banyak lembar uang yang kau keluarkan untuk memiliki rumah ini?".
Kyuhyun menyimpan sebelah tangannya untuk melingkar diatas pinggangnya sembari berbisik, "Kau akan lebih tak percaya sayang jika melihat seluruh kekayaan yang kumiliki".
"Jika dengan membunuh seseorang bisa menghasilkan uang banyak mengapa harus bersusah untuk mencari pekerjaan?".
"Ng?". Hyun Jin masih menatapnya dengan raut yang menggemaskan, Ia melanjutkan, "Jika di dunia ini hanya tersisa satu pekerjaan dan pekerjaan itu adalah membunuh maka biarkan tanganku saja yang bersimbah darah sementara kau tak boleh melakukannya".
"Kenapa?".
"Aku tak mau istriku melalui hidup dengan keras dan kejam, Biar aku saja yang melakukannya".
Hyun Jin memberenggut sedikit kesal lalu kembali berkata, "Tidak mau".
"Tidak mau?".
"Ng, Tidak mau. Jika di dunia ini hanya ada satu pekerjaan yaitu membunuh maka lebih baik kita mati saja sebab aku tak mau terus melihat tangan suamiku bersimbah darah. Untuk apa memiliki rumah sebesar ini jika di dapatkan dari hasil melenyapkan nyawa orang lain? Aku lebih memilih tinggal di dalam satu apartemen kecil asal hidupku bahagia dan tak dibayangi oleh rasa takut".
Kyuhyun masih tersenyum menatapnya ketika suara seorang gadis cukup nyaring masuk ke dalam vital pendengarannya.
Gadis itu meneriakkan nama suaminya sembari berlari dengan wajah sangat gembira untuk memeluk tubuh suaminya.
"Akhirnya kau pulang. Aku merindukanmu oppa".
Siapa pula gadis ini?
Kenapa memeluk suaminya begitu saja?
Apa dirinya tak terlihat disini?
Kyuhyun masih melirik padanya masih dengan tersenyum sembari mengangguk, Entah apa maksudnya.
Gadis itu melepaskan pelukannya lalu bergelayut pada sebelah tangan Kyuhyun sembari berkata, "Kenapa lama sekalu oppa hmm? Kau tahu? Rumah ini sangat sepi tanpamu".
Kyuhyun meraih tangan kanannya untuk pria menyebalkan itu genggam.
Gadis yang entah siapa namanya ini melirik kurang suka padanya sembari berkata, "Oppa—".
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Honeymoon, End.
Romance"Istrimu? Aku?". "Hmm, Istriku. Kau". Kau tak bisa mengatakan tak siap jika cinta datang untuk memasuki hatimu. Siapapun berhak merasakan dan mendapatkan cinta, Hanya ada satu yang tak boleh kau langgar yaitu mencintai seseorang yang sudah menjadi m...