Confession And Regret-2

820 80 4
                                    

Ia tahu.

Sungguh, Sangat paham.

Kehidupan yang ia nikmati memang dari hasil kegilaannya terhadap uang, Tak terhitung sudah berapa banyak pria yang menjadi teman kencan-nya.

Tak terhitung berapa banyak uang dari pria-pria itu yang ia dapat.

Hidupnya sungguh menyenangkan.

Lebih menyenangkan lagi saat Cho Kyuhyun masuk ke dalam lembar cerita hidupnya.

Pria itu, Cho Kyuhyun luar biasa baik bahkan ketika ia menggunakan banyak uang, Kyuhyun tak pernah sekali pun protes.

Tak pernah.

Tapi kenapa semuanya menjadi seperti ini sekarang?

Takdir macam apa ini?

Tidak, Apakah ini bisa disebut takdir saat ia sendiri bahkan merasa jijik?

Menghela kasar nafasnya kembali, In Ha menegak wine-nya untuk berkata sinis, "Demi Tuhan, Apa kau tak pernah melihat furniture rumah mewah? Kenapa kau bertingkah seolah baru keluar dari kerak bumi? Duduklah, Kepalaku mulai sakit melihatmu terus berjalan mengitari tempat ini. Lagipula ada yang ingin kukatakan".

Kenichi tersenyum sembari membawa langkahnya untuk duduk diatas sofa.

"Apartemenmu bagus, Luar biasa. Semua barang-barang disini terlihat sangat berkelas, Apa ini hasil dari menjual tubuhmu pada pria-pria berkantong tebal? Ah, Jangan bilang apartemen ini pemberian Cho Kyuhyun".

In Ha mendengus malas sembari melirik pada kaki pria brengsek di hadapannya.

"Bagaimana dengan kakimu? Maksudku, Luka tembak itu. Apakah sudah membaik atau masih perlu pengobatan?".

Kenichi menyeringai sembari bersandar pada sandaran sofa, "Aku tidak tahu jika kau sangat perhatian padaku".

"Sial. Aku justru sangat jijik padamu, Aku bertanya bukan atas dasar perhatian, Cih. Aku bertanya untuk memastikan kau tak perlu ke rumah sakit lagi, Sekarang berita kau yang melarikan diri dari rumah sakit pasti sudah sampai ke telinga Cho Kyuhyun dan mengantarmu ke rumah sakit manapun sekarang untuk memeriksakan luka dikakimu itu sungguh bukan opsi yang baik. Kau bisa langsung mati di tempat jika Cho Kyuhyun menemukanmu kembali".

Kenichi mengangguk, "Harus kuakui, Selama di rumah sakit aku mendapatkan penanganan dan perawatan yang baik. Aku tak mengerti mengapa pria kejam itu tak langsung membunuhku".

"Terlalu mudah untuk membunuhmu". In Ha melanjutkan dengan, "Jadi, Kakimu tak perlu pengobatan lagi kan?".

Kenichi mengangguk kembali, "Aku hanya perlu terus menggerakkan kakiku agar darah-nya tak membeku selebihnya hanya menunggu waktu untukku bisa berjalan dengan normal lagi".

"Bagus".

Kenichi melanjutkan dengan kembali memandangi apartemen mewah-nya, "Serius, Kau mendapat apartemen ini dari pria yang mana? Wah, Aku bahkan tak bisa membayangkan berapa harga apartemen ini".

"Itu tak penting untuk kau ta—".

"Apa dari Cho Kyuhyun?".

Kenichi tersenyum menyeringai saat mendapati In Ha yang terdiam menatapnya, Mengangguk kembali ia melanjutkan, "Kupikir dugaanku benar. Wah, Sial. Berapa banyak uang yang dimiliki pria kejam itu? Dia loyal sekali memberimu apartemen semewah ini".

"Kau sungguh ingin membahas seluk-beluk apartemen ini sekarang? Kau ingin membuang waktu lebih banyak lagi dan—".

Menaikkan sebelah tangannya ke udara, Kenichi berkata, "Baiklah, Baiklah. Jangan marah-marah". Kenichi melanjutkan dengan nada menggoda penuh kesengajaan, "Tak baik jika anak kita mendengarnya".

Perfect Honeymoon, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang