[ANVALLER 25]

3.5K 246 1
                                    

Tinggalin jejak mu berupa vote dan follow..

Budayakan membaca...
Follow Ig : Anvaller

Playing now 🎶
Aldy maldiny - biar aku yang pergi

Playing now 🎶Aldy maldiny - biar aku yang pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-VALDERZONE-

Warung lesehan adalah tempat ternyaman untuk makan. sederhana, murah dan nikmat.
bagednya juga pas untuk anak SMA. Tapi kalau anak SMA itu seperti Fikar dan Arista harga makanann di tempat itu tidak ada apa-apanya di Banding uang saku mereka yang rata-rata 500 ribu pehari.

fikar dan Arista sedang ada di tempat lesehan di dekat jembatan besar, kali ini yang memilih tempat makan adalah Fikar, sebenarnya ia mau mengajak Arista di resto dekat rumahnya tpi Arista menolak, ia lebih suka makan di PKL.

Mereka memesan dua porsi nasi lele dan dua jeruk hangat. Duduk mereka berhadapan di belakang gerobak penjual.

"Kenapa Lo nggak mau gue ajak ke resto? Makanannya nggak kalah enak di sana" tanya Fikar melepas jaket anvaller nya.

Arista menggeleng. "Nggak. Lebih enak makan di PKL, kalau di resto itu kurang nyaman dan nggak puas bagi gue" timpal Arista.

Fikar mengangguk paham. Setelah itu makanan mereka datang dan mereka langsung memakannya.

"Besok Lo berangkat sama siapa?" Tanya Fikar saat Arista sedang mengelopek lele agar tidak panas.

Arista mendongak menatap Fikar. "Biasa. naik motor, kenapa?"

"Mau berangkat bareng gue? Besok harus berangkat pagi. Acara di aula lebih awal. Jam pertama" ucap Fikar mengingatkan Arista. Karena Arista sering terlambat ke sekolah.

"Nggak usah, nggak apa-apa. Gue bisa berangkat pagi kok" tolak Arista melahap nasinya.

"Nanti Lo masih ngerjain sisa tugas lo kan? Bakalan lembur nanti, awas besok sampai telat" cibir Fikar cuek.

Arista berdecak. "Ck. Iya-iya gue besok berangkat bareng Lo, cerewet" ujar arista sebal.

Fikar tersenyum kecil sambil merunduk makan. Kalau memang bebal ya bebal susah buat maksa kalau nggak di ancam.

Menit demi menit mereka menyelesaikan makannya dan Fikar langsung mengantar Arista pulang ke rumahnya, karena hari sudah larut malam. Dan Arista juga harus mengerjakan tugas rumahnya.

°°°°°°

Arista sedang bersiap memakai baju seragamnya, ia sudah memasang alarm satu jam lebih cepat dari biasanya. Ia tidak mau kena omel Fikar jika dia telat bangun.

Ia menguncir kuda rambutnya rapi, bersolek dengan bedak padat tipis dan liptint soft favoritnya. Kali ini ia memakai jas almamater OSIS. Karena saat acara osis harus memakai jasnya sebagai identitas kalau mereka panitia.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang