[ANVALLER 53]

2.6K 204 5
                                    

Jangan lupa VOMENT kalian, untuk membantu Anvaller story bisa hingga ending bulan ini, mau?

Jangan lupa VOMENT kalian, untuk membantu Anvaller story bisa hingga ending bulan ini, mau?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing🎶
Cukup sudah - Glend fredly

-Valderzone

"arista, kibo dan aril. keluar kalian sekarang! kapan kalian berhenti bikin emosi ibu, sih? Haduhhh....capek ibu marah terus-terusan gini." Geram bu asih seraya memegangi kepalanya yang pening.

Sedari tadi Ketiga murid itu usik di bagain bangku belakang, sementara bu asih yang menerangkan di depan merasa kesal dan langsung memprotes ketiganya.

"kalau gitu jangan marah, bu. Nanti darah tingginya kumat lo." Ujar kibo.

"diam kamu kibo! Sekarang keluar, sama kamu berdua. Cepat!" gertaknya lagi.

Ketiga siswa itu pun bangkit dari kursinya dengan lesu, ia di pandang seisi kelas, dengan rasa takut dan ngeri karena bu asih sudah meluap emosinya.

Ketiga siswa itu di hukum di luar kelas karena berebut pensil di bangku belakang, dan tidak mendengarkan penjelas bu asih yang ada di depan mereka.

"lo sih, ril. Pake ngambil segala, di hukum kan kita." Protes kibo berjalan di Lorong.

"kok gue? Gue kan di suruh arista," tunjuk aril pada arista yang jalan di belakang dengan ponsel di tangannya.

Ketika gadis itu mendengar Namanya di sebut, ia langsung mendekat ke arah kedua cowok itu. "kenapa bawa-bawa nama gue?"

"lo 'kan yang suruh gue ngambil tuh pensil."

"eh, Upil kuda! Gue Cuma nunjuk doang, ya, bukan suruh ambil." Sergah arista memukul tengkuk aril.

"tapi, lo juga mau kalau tuh pensil di ambil." Kata aril.

"bodo." Arista pun melenggang pergi dari Lorong itu, meninggalkan kedua cowok yang sedang saling menyalahkan.

" Arista pun melenggang pergi dari Lorong itu, meninggalkan kedua cowok yang sedang saling menyalahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Valderzone.

Ruang osis yang sudah mulai sepi. Kini hanya ada fikar sang ketua osis di dalam sana. Cowok itu sedang membersihkan mejanya, yang tadi penuh dengan berkas pergantian ketua osis.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang