[ANVALLER 18]

3.5K 228 2
                                    


HAI!! VAREDS

HAI!! VAREDS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-VALDERZONE-

Arista membuang nafas bosan duduk di atas brankar, tidak ada hiburan tidak ada makanan, tidak ada teman. Ia sangat benci kesepian.

Arista menurunkan kakinya dan mengayunkan kecil mengusir rasa bosannya.

Ponselnya mati kehabisan baterai, dan ia bingung harus berbuat apa. Ingin keluar pasti tidak di perbolehkan oleh suster.

"Huhh...males banget gue...nggak berguna banget hidup kalau diem aja kayak gini" ucap Arista mengeluh.

Ia menoleh ke pintu ruang rawat saat ada yang mengetuknya. Fikar masuk dengan paperbag di kedua tangnnya.

Senyum Arista mengembang, melihat bawaan Fikar. Pasti itu pesannanya.

"Kenapa Lo senyum-senyum? Seneng gue Dateng?" Tanya Fikar menaruh paper bag-nya di meja dekan brankar Arista.

"Seneng lah.. orang Lo bawa makanan, kalau nggk mah, males ada Lo di sini" ucap Arista menyilangkan kakinya.

Fikar memutar bola matanya malas. "Mana mangkoknya?" Tanya Fikar membuka laci meja.

"Ada tuh di bawah.." Arista menunjuk dengan dagunya. Fikar mengambil mangkok tersebut dan menyiapkan makanan Arista.

"Kok Lo udah pulang? Bukannya masih ada beberapa jam lagi ya? Apa Lo bolos? Wahh ketua OSIS bolos..bukan panutan namanya." ucap Arista beruntun membuat fikar menatapnya tajam.

Arista meneguk ludahnya berat, ia mengalihkan pandangan tidak berani menatap mata tajam elang milik Fikar.

"Kelas dua belas ada ujian percobaan, jadi boleh pulang duluan." timpal Fikar sembari memberikan mangkok bakso milik Arista dan menaruh susu coklat di sampingnya.

Arista mengagguk sebagai jawaban lalu melahap baksonya, perutnya sudah menggebu-gebu meminta asupan pagi lagi.

Fikar menatap Arista dengan senyum kecil, entah rasa apa yang ia dapatkan sekarang. bahagia? Iya. Kesel? Sedikit.

Ia mengerjapkan matanya berkali-kali menetralkan raut wajahnya yang tidak terkontrol beberapa detik.

"Lo nggak makan?" Tanya arista melihat Fikar duduk diam di kursi sambil bermain ponsel.

Fikar menggeleng. "Gue udah makan tadi di kantin." ucap Fikar mengangkat satu kakinya di atas paha.

"Lo tadi ngapain diem aja kayak orang bego?" Tanya Fikar mengingat Arista melamun di pinggir brankar, seperti orang kehilangan semangat hidup.

"Orang bego kata Lo? Gue tuh bosen sendirian di sini, nggak ada temen. Kesepian gue di sini." ucap Arista menaruh mangkoknya di meja lalu meminum susu coklat dan menghabiskannya.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang