Anvaller [END]

[ANVALLER 45]

HAI VARED'S!!

∆ WARNING! ∆

PART INI ADA 2000 KATA LEBIH, DAN AKAN MENGURAS SEDIKIT PIKIRAN KALIAN.

JADI SIAPKAN TEBAKAN KALIAN YANG PALING HOKI DAN OTAK TER-ENCER SE ENCER, BUBUR BAYI.

TINGGALKAN JEJAK MU DI SETIAP PARAGRAF! BIAR AUTHOR LEBIH SERING, KALAU BISA SETIAP HARI UP YANG PANJANG, SEPANJANG REL KERETA!!

-VALDERZONE-

Arista menundukan kepalanya, ingin memperhatikan gaya dari perempuan itu, namun baru saja ia melihat, mendadak matanya terbuka lebar dan terdiam di tempatnya.

Shit! Dunia terlalu sempit. Kata Arista masih dalam mode terkejut.

"Kenapa Lo?" Tanya attrea ketika dia melihat raut wajah Arista yang terheran.

Arista mendongak dan menggeleng. "Ngga ada. Dia yang bakal lawan gue, besok?" Ujar Arista.

Attrea mengangguk. "Iya, dia yang di pilih zeming, dari puluhan cewek yang ada di mocavero. Masih baru emng, tapi dia termasuk kuat. Dan gue sekarng khawatir ke Lo," kata ttrrea nadanya menurun.

"Kenapa khawatir sama gue? Lo ngeraguin skil gue?" Tanya Arista memicing.

"Sedikit. Karena yang gue tau, Lo orangnya nggak suka ke kerasan dari dulu, dan sekarang Lo malah terima tawaran pertandingan dari zeming." Jawab attrea

Arista terkekeh seraya menyenderkan tubuhnya. "Semenjak gue pindah ke Jakarta, ayah selalu main tangan sama mama waktu depresi, di situ gue marah, tapi nggak bisa apa-apa. Jadi dengan niat dan keberanian penuh, gue belajar beladiri di rumah cakra." Sanggah Arista sambil menghela nafas pelan.

"Jadi, seteleh pindah ke sini, kehidupan Lo bener-bener berubah dari yang di Bandung?" Tanya attrea mendekatkan duduknya ke Arista.

Gadis itu mengangguk pelan, "lebih tepatnya, semenjak Lo sama yang lain pergi, dan sibuk dengan urusan masing-masing. Gue merasa kesepian, yang sebelumny nggak pernah gue rasain dan nggak mau merasakan, tapi takdir berkata lain, semua orang terdekat gue pergi bahkan orang tua gue yang sibuk sama kerjaannya. Bisa di bilang 'di paksa dewasa oleh ke adaan'." Papar Arista tersenyum nanar menatap lapangan yang luas.

Attrea terkesiap di tempatnya, ternyata satu-satunya sahabat yang ia cari selama ini, memiliki masalah yang berat dalam hidupnya, namun dia malah tidak ada di samping sahabatnya waktu itu. Sangat bodoh, pikirnya.

"Tapi, sekarang udah ada gue dan anvaller kan, yang nemenin Lo? Nggak usah ngerasa sendirian, gue disini bakal selalu ada buat lo. Gue nggak akan pergi lagi," ungkap attrea menguspa kepala Arista lembut, menenangkan gadis itu agar lepas dari kesedihannya.