[ANVALLER 19]

3.5K 231 3
                                    

HAI TINGGALIN JEJAK YA.

VOTE COMMENT JANGAN LUPA..

HAPPY READING..

"Bertemu denganmu adalah takdir, menjadi sahabatmu adalah pilihanku, tapi jatuh cinta denganmu itu di luar kemampuanku."

_fikar Erlangga_

******

Matahari melepas sinarnya di pagi hari yang mulai naik lebih tinggi, Arista menyipitkan mata ketika mendengar suara dering alamrnya berbunyi.

Arista sudah kembali ke rumahnya sejak dua hari yang lalu, tapi baru hari ini ia masuk ke sekolah karena harus istirahat total kemarin.

Ia mendorong selimut tebal dari tubuhnya, menurunkan kakinya ke ubin kamar yang dingin. Nyawanya masih belum terkumpul sepenuhnya, tatapannya masih meremang.

Ia melirik jam di atas meja rias menunjukkan pukul 05.58. Ia pun beranjak ke kamar mandi setelah niat mandinya terkumpul.

Tangannya masih di lilit perban kecil di bagian pundak dan lengan kanan, lukanya masih belum kering namun rasa sakitnya sudah hilang.

Arista melakukan ritual mandinya yang lumayan lama, entah apa saja yang ia pakai untuk mandi. Atau mungkin dia mandi bunga tujuh rupa? Hmm tidak ada yang tau...

Mbak Inah masuk ke kamar membawakan baju sragam putih abu-abu milik Arista yang baru di setrika rapi.

"Non.. bajunya sudah saya taruh di meja ya?" Ucap mbak Inah sedikit berteriak.

"IYA MBAK!! MAKASIH!" pekik Arista menggema di dalam kamar mandi.

Mbak Inah pun pergi ke dapur, setelah merapikan kasur Arista.

Lima menit kemudian.

Arista keluar kamar mandi dengan piama biru di badannya, sembari menyisik rambutnya yang basah dengan handuk kecil.

Ia Memakai seragam sekolah, menguncir kuda rambut tebalnya dan merias tipis muka mulusnya dengan pelembab dan liptint.

Wajahnya sudah lebih segar dari beberapa hari yang lalu, badannya juga lebih baik sekarang. Mood-nya? Itu juga sangat baik hari ini.

Arista keluar kamar menuju meja makan untuk sarapan, jam masih menunjukan pukul 06.20. masih ada waktu untuk ia makan banyak masakan mbak Inah, tidak lupa dengan susu coklat dingin favoritnya.

"Non..beberapa hari lagi nyonya sama tuan mau Dateng ya?" Tanya mbak Inah sambil menata piring.

"Iya mbak, mungkin lima hari lagi." ucap Arista dengan roti tawar di mulutnya.

Mbak Inah mengangguk lalu menyerahkan buah di meja hadapan Arista.

Arista mencomot dua apel merah, memakan satu apelnya dan yang satunya lagi ia taruh di dalam tas.

Ia bangkit dari kursi dan melangkah ke arah garasi rumah untuk mengambil motornya yang baru di berikan Cakra kemarin, karena waktu Arista di bawah ke rumah sakit motornya itu di ambil oleh Cakra saat pulang dari rumah sakit Menjenguk Arista.

Arista menaiki motornya dengan memakai helm full face. "Baksoo mang Anang...IM come back!" Seru Arista bersemangat

Ia sudah tidak sabar melahap bakso mang Anang lagi, empat hari di rumah sakit terasa satu tahun baginya, ia merindukan teman-temannya, bolos kelas, bikin keributan dan ramai waktu jam kos.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang