EPILOG!

4.8K 259 39
                                    

YEAYY!! ENDING!

AKHIRNYA KITA SAMPAI DI ENDING, SAD SIH, TAPI SENEG JUGA! 

TERIMA KASIH KALIAN YANG SUDAH BANTU RAMEIN ANVALLER STORY SAMPAI ENDING, JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA, KALAU KANGEN TINGGAL BALIK LAGI..

ANVALLER SUDAH MENCAPAI 13,4K READERS, BAGI AKU ITU SANGAT MENCAPAI TARGET AKU SENDIRI, DALAM 2 BULAN LEBIH, AKU MENYELESAIKAN CERITA INI BERSAMA KALIAN YANG  SUDAH MAU MEMBACA DAN MEMBERI VOTE PADA ANVALLER

SEDIH ATAU SENENG? ANVALLER UDAH ENDING?

KALIAN PILIH ANVALLER SAMPAI DISINI ATAU DENGAN :

EKSTRA PART?

SAQUEL?

THANK YOU SEBANYAK-BANYAKNYA BUAT KALIAN! SELAMAT MEMBACA!

Plying now✌🏻
Halalkan mu–aron ashab

RUMAH BERSANDARNYA HATI :

VALDERZONE

Sore menjelang, langit berawan orange pun mulai terlihat dari sisi jendela kaca kamar, seorang cowok yang tengah bercermin, cowok berbaju coklat bercorak batik, kini melangkah menuju balkon kamarnya.

Senyum Bahagia telah terpancar di bibirnya, ia mendongak menatap langit, dan yang terlintas di pikirannya adalah arista, si gadis pengagum langit. Semenjak Bersama gadis itu, langit adalah satu hal yang menyenangkan, dimana dia bisa melihat aura bahagia dari perempuannya yang selalu ia rindukan tawanya.

"kamu miliku begitupun sebaliknya, sampai kapan pun, tanpa ada rasa yang berkurang dari benak ku mengenai perasaan ku pada Gadis si pengagum langit." Ucapnya penuh rasa bangga.

Hari ini adalah hari dimana dia akan memperkenalkan seluruh keluarga besarnya pada gadis yang akan ia ikat dalam prosesi tunangan. Ia tahu ini bukan hal yang mudah dan singkat, namun ini butuh evort yang lebih dalam dirinya.

Ini bukan hanya sekedar tentang cinta dua anak manusia, namun ini tentang dua keluarga yang akan menyatu nantinya setelah upacara sakral. Pernikahan.

Suara derap Langkah masuk ke dalam kamarnya, ia menoleh melihat siapa yang datang. Erlangga. Pria itu menggunakan baju formal berwana hitam dengan dasi yang senada. "sudah siap?" tanya pria itu.

Fikar Kembali menatap ke depan lalu mengangguk yakin. "pasti."

Ia mendekat ke putranya, menepuk pundak anak bungsunya itu, dengan pandangan lurus ke awan-awan.

"Tunagan bukan hal yang main-main, jika kamu sudah berani beranjak dalam jenjang ini, berarti kamu sudah yakin dalam pilihan mu." Pesan erlangga membuat fikar semakin yakin bahwa pilihannya itu tepat.

Fikar menghela nafas Panjang. "semua yang fikar lakukan itu sudah fikar pikirkan dalam jangka waktu Panjang. Papa tau fikar itu bukan lelaki yang suka basa-basi dan main-main. Jika fikar telah menginginkan satu hal, pasti akan fikar capai bagaimana pun caranya." Katanya penuh percaya diri.

"ya papa tau, dan juga kamu harus yakin, bahwa kamu bisa membahagiakan dia selama sisa hidup kamu," sambung erlangga menatap putranya.

Fikar mengangguk paham. "iya pa, pasti akan fikar usahakan."

"bagus, sekarang turun kita berangkat ke rumah arista." Ujar erlangga lalu meninggalkan kamar cowok itu. Fikar mengangguk dan mulai bersiap untuk turun menemui semua orang yang akan ikut mengantarnya, salah satunya adalah anggota anvaller.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang