[ANVALLER 64]

2.6K 217 10
                                    

64. RENCANA TERAKHIR

 RENCANA TERAKHIR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VALDERZONE

Malam itu, setelah arista dan fikar pulang dari taman kota, arista meminta mampir ke rumah fikar untuk menjelaskan tentang berkas itu, agar erlangga juga tau dan paham.

Tanpa berfikir Panjang fikar menyetujuinya dan membawa arista ke rumah, belum juga terlalu malam, orang tua fikar pun pasti belum tidur jadi mereka bisa bertemu arista ke kedua kalinya.

Fikar memarkirkan motornya di halaman, arista turun seraya menunggu fikar yang masih membenahi bajunya, mereka masuk ke dalam rumah. Adira dan erlangga masih ada di ruang tamu, mereka menatap ke pintu, dua orang datang bersamaan.

Adira tersenyum dan menghampiri keduanya. "hai, apa kabar?" tanya adira ramah.

Arista mengangguk sopan dan mencium punggung tangan adira. "arista baik tante, tante sendiri gimana?"

"baik, alhamdulillah. Ayo, masuk." Adira menarik arista hingga tangan gadis itu yang semula di genggam fikar, terlepas karena mengikuti Adira di ruang tamu.

"selamat malam, om." Sapa arista bersalaman dengan erlangga, di sambut baik oleh pria itu.

Fikar ikut duduk Bersama mereka, tepat di samping erlangga. Cowok itu tersenyum kecil melihat mamanya yang antusias mengobrol dengan arista, hingga gadis itu lupa apa tujuannya kemari.

Fikar berdeham, membuat semuanya menatapnya bingung. "tujuannya mau kesini tadi apa, hm?" tanya fikar lembut.

Arista yang baru teringat pun tersenyum malu hingga giginya yang rapi terlihat.

"ada apa emangnya?" adira berucap. Arista menarik berkas yang ada di tote bag nya, menunjukan itu pada adira.

"berkas apa ini?" adira membacanya.

"perusahaan erlangga?" kini adira menatap suaminya, erlangga yang tak tahu, kini mendekat duduk di kursi hadapan istrinya.

Pria itu membaca dengan teliti hingga lembar terakhir, setelahnya ia menatap arista. "dari mana kamu mendapatkan berkas ini? Bukannya berkas ini ada di tuan aezar?" tanya erlangga mengangkat berkasnya.

Arista mengangguk. "iya om, berkas itu memang ada di tangan tuan aezar, dan akan beliau ambil alih Secepatnya, namun karena ada yang membocorkan, jadi saya membantu untuk menggagalkan, dengan cara mengganti berkas yang asli dengan yang palsu." Jelas arista santai.

"maksud kamu, tuan aezar akan mengambil alih saham besar ini secara diam-diam?" arista mengagguk yakin. "dengan cara memalsukan tanda tangan anda." Jawab arista.

Erlangga pun membuka lembar terakhir, dan benar, tanda tangan itu terbuat dari bolpoin laser, bukan tanda tangan asli dari dirinya.

Erlangga menatap arista tak percaya, jika tidak ada gadis itu mungkin perusahaanya akan turun sekarang.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang