"Tidak semua perempuan itu lemah."
-VALDERZONE-
Sepulang sekolah anggota Anvaller selalu berkumpul di markas, meski hanya sekedar mampir, pasti mereka datang. Seperti sekarang, markas tengah ramai ramainya karena beberapa ada yang Latihan di lantai dua.
Sedangkan anggota inti hanya istirahat di ruang tengah, namun ketenangan itu rusak karena teriakan nyaring dari alex yang turun dari lantai dua.
"RAFFA! DIMANA ROKOK GUE, SIALAN?!" teriknya sambil membuka laci dibawah meja untuk mencari rokoknya.
Raffa duduk di tengah pintu depan, merasa namanya dipanggil ia pun menjawab "Ya, mana gue tau! Lo taroh dimana tadi?" Ujar Raffa dengan mengapit satu punting rokok di kedua jarinya.
Alex dengan gontai melangkah ke arah raffa di depan pintu, tangannya melayang mendepak tengkuk raffa kala melihat bungkus rokoknya berada di samping raffa, dan cowok itu pun tengah santai menyebatnya.
"sialan! Punya masalah apa Lo sama gue?" Pekik Raffa mengelus tengkuknya yang sakit. Ia menoleh ke belakang, Alex sudah berdiri bersedekap tangan dengan tatapan tajam. "Rokok siapa itu?!" Tanya Alex.
"Ini?" raffa mengangkat bungkus rokoknya. "Rokok marchel yang ada di laci kemaren malem, Gue ambil barusan Kenapa? Mau minta?"
"Itu rokok gue, sialan! Bukan punya Marchel, dia yang minta Sama gue semalem, Dan Lo seenaknya ngambil punya orang nggak tanya-tanya dulu," balas Alex emosi.
Raffa berdiri menghadap alex. "Ya, mana gue tau, orang Kemaren marchel yang ngasih ke gue. Marah sono sama si marchel bukan sama gue!" Timpal Raffa.
Raffa menyerahkan bungkus rokok itu, lalu melangkah masuk menuju ruang tengah. "DASAR JIGONG ONTA! Rokok habis di balikin ke gue!" teriak Alex murka, ia melempar Kembali bungkus itu namun tak sampai mengenai raffa, karena cowok berambut pirang itu sudah masuk ke ruang tengah.
Frendy melintas setelah membuang sampah ke depan, ia berhenti di samping alex yang masih jengkel pada raffa . "udah lah, lex, raffa jangan lo ladenin, dia emang otaknya rada gesrek, maklumin aja teman lo itu," Ujar frendy menengahi.
Alex mendengus, menatap Raffa intens dari kaca pembatas ruang tamu dengan ruang tengah, cowok pirang itu malah cengengesan menambah dendam pada diri alex.
Temen sialan!. Gerutu Alex.
Ia menenangkan diri dari teman yang nggak punya akhlak itu ke arah dapur, mungkin dua gelas sprit bisa menengkan hatinya sejenak.
Seteleh pertarungan dari keduanya, Ivander Kembali ke sofa setelah menerima telfon dari anggota resmi yang baru saja menghubunginya. "anak resmi di palak Osmond di wilayahnya," ucap ivander.
Sontak beberapa anggota inti menoleh pada ivander, fikar yang tadinya focus pada ponsel kini ikut menoleh ke ivander di sampingnya. "wilayah Osmond? Kenapa mereka pada kesana?" Tanya fikar.
"mereka gue suruh."
"dimana mereka di palak?" tanya alex pada ivander.
"Di jalan Suprapto dekat gedung Tamara," jawab ivander.
"Damn!! beraninya cuman di wilayahnya doang!" Timpal marchel emosi.
musuhnya memang tidak berani keluar dari wilayahnya. Siapa yang tidak kesal kalau mereka yang harus datang dan bertempur ke wilayah musuh padahal mereka yang ditantang. Dasa mental tempe.
"Yaudh mau kapan bang?! Kita gas kesana!" Pekik Raffa bersemangat sambil berjalan dari pintu ke arah teman-temnnya.
"Besok aja jam 3 sore," jawab ivander datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anvaller [END]
Teen Fiction[ Sebelum baca follow dulu ya] #1 wattpad (13/06/21) #2 basket ball (31/03/21) #1 Arista (16/02/21) #1 Fikar (23/01/21) Arista Kenzie alexis. Gadis ketus yang kerap melanggar peraturan di sekolahnya. arista jago bela diri, namun bakatnya itu ia sem...