[ANVALLER 07]

5.4K 351 3
                                    

-VALDERZONE-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-VALDERZONE-

Arista mengehembuskan nafas kasar lalu menjangkau Map tersebut, belum sampai mengambilnya, map itu sudah di tarik oleh seseorang dan membuangnya sembarangan membuat beberapa kertas itu berantakan dan kotor.

Hal itu itu membuat emosi arista yang sedari tadi tidak stabil, kini semakin naik dan bersiap lah...

Arista mendorong meja dengan kasar untuk bangkit menghadap perempuan yang hidupnya penuh pujaan namun memiliki sifat iblis. "Cewe rempong! Mau Lo apa sih?!" geramnya dengan tatapan menusuk, kini ke sabarannya telah habis.

Sementara seseorang di depannya hanya terkekeh ringan. "lo tanya Mau gue? Mau gue Cuma satu, lo pergi dari sini!" ucapnya menujuk sarkas wajah arista, membuat gadis dengan rambut sedikit merah itu ingin menamparnya sekarang juga.

"sebenernya Lo ada masalah apa sama gue, perasaan gue nggak ada nyenggol kehidupan lo yang rempong, kayak ibu-ibu arisan." Sampai sekarang arista belum benar-benar mengetahui salahnya di mana dengan perempuan ini, semua yang di lakukan arista dimatanya selalu salah dalam hal apapun.

"lo tanya? Atau emang lo nggak sadar?!" tanyanya dengan nada tinggi, arista hanya mengerutkan kening tak mengerti.

"gini deh, mending sekarang lo bilang masalah lo sama gue, nggak usah bertele-tele, waktu gue terbuang sia-sia Cuma buat orang kayak lo." Ucap arista mengikis jaraknya.

"pertama, karena lo terlalu cari muka sama pak dhani. Kedua, karena lo anak bandel nggak tau kedisplinan yang buat sekolah malu waktu pertandingan basket 2 minggu lalu. Ketiga.." viera ikut mengikis jaraknya. "lo deket sama fikar, yang semua orang tau kalau di aitu pacar gue! Selain pembangkang lo juga pelakor ya?" sindir viera mendorong Pundak kiri arista dengan jari telunjuknya.

Plak!

Arista menampar keras pipi kanan viera, sudah tak ada lagi belas kasihan terhadap sesama perempuan. Emosinya tidak terkontrol, bahkan ketiga sahabatnya pun ikut menahannya, namun nihil, arista tak mendengarkan mereka, ia masih dalam emosinya.

"viera rayvani, gue tekanin sama lo sekarang, Bukan gue yang mau dekat sama pacar Lo! Dia yang selalu ganggu hidup gue sama kayak lo! Bikin masalah Mulu!" cecar Arista dengan nada emosi.

"maksud lo apa? Berani Lo sama gue?" Timbal Viera sambil menjambak rambut Arista hingga dia meringis kesakitan, Dan seluruh kantin mentap mereka dengan tatapan kepo.

Arista menarik tangan Viera, namun Viera kekeh menarik rambut Arista, hingga wajahnya memerah. teman-teman Arista ingin membantunya namun sudah dihadang dengan kedua teman Viera, sehingga mau tidak mau arista meladeninya sendirian.

Viera sudah kelewatan, Arista tidak bisa tinggal diam. Gadis itu pun mencekal tangan Viera dan memutarnya hingga cengkraman Viera lepas dari kepalanya. tubuh Viera berbalik, Arista mengunci tangan kakak kelasnya itu di belakang punggung.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang