[ANVALLER 63]

2.5K 226 16
                                    

WARNING!

part ini mungkin tidak di perkenankan untuk yang sedang berpuasa!

lebih baik baca setelah berbuka! tapi kalau mau lanjut, gas! lah, sekarang.

JANGAN LUPA VOMENT KALIAN!

HAI GUYS, GIMANA KALAU AKU DAN VISUAL WP ANVALLER OPEN FOLLOW BACK DI IG DAN WP UNTUK KALIAN YANG SUDAH MAU BACA DAN VOTE UNTUK STORY INI

DI BULAN RAMADHAN KITA BERBUAT BAIK MESKI HANYA SEKECIL MUNGKIN

KALAU MAU TULIS IG KALIAN DISINI YANG SUDAH VOTE 3 PART TERAKHIR!!

THANK YOU!

THANK YOU!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

63. Membaik

"tidak semua yang bersaudara itu bahagia, tergantung orang tua yang memberi kasih sayang."

VALDERZONE

Perasaan yang gundah sekarang tengah menyerang pikiran seorang cowok berkaos hitam di kamarnya malam ini, sedari sore pikirannya tidak tenang, menyangkut tentang kekasihnya. Pikiran itu masih mengganggu hatinya, tak tahan dengan perasan ini, fikar yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung menarik ponselnya yang ada di atas nakas.

Cowok itu mengetik pesan di room chat arista, pas sekali gadis itu tengah online di media sosialnya.

Fikar erlangga.
Aku mau ketemu, ada yang mau aku obrolin sama kamu.

Aristaknz.

Iya, aku juga mau carita sama kamu.

Fikar menjeda gerakannya saat arista mengirim pesan itu, apa gadis itu mau menceritakan masalah yang dia simpan? Semoga dia bisa menceritakan semuanya, sehingga tak ada lagi yang mengganggu pikirannya. Ia pun membalas pesan arista.

Fikar erlangga.
Siap-siap aku jemput.

Fikar pun mengantongi ponsel di dalam jaket anvallernya, ia bangkit dan menuruni tangga menuju ruang tamu, disana ada kedua orang tuanya yang sedang menonton televisi.

Fikar mendekat dan berpamitan. "pa, ma. Fikar mau keluar ada urusan."

Erlangga yang duduk di sofa single menoleh ke putranya. "sudah kamu selesaikan proposal yang papa kasih?" tanyanya.

Fikar mengangguk. "sudah, papa chek aja di file yang fikar kirim." Ujar cowok itu santai.

"yasudah kamu boleh keluar," ucap erlangga mengizinkan. "iya, pa"

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang