[ANVALLER 51]

2.6K 215 6
                                    

-Valderzone-

Taman belakang sekolah di penuhi anggota PANTAMA dan Anvaller inti, serta 4ever girl yang kini bagian dari mereka.

Karena guru-guru ada rapat dadakan, semua murid di beri waktu free hingga istirahat tiba. Mereka membawa makanan dari kantin, rokok, bahkan alat musik, serta kursi yang bisa mereka bawa, untuk di jadikan konser kecil-kecilan.

Saat semua bersenang senang dengan free time mereka. Namun tidak dengan arista, gadis itu sedang mengerjakan 1 tugas yang harus ia selesaikan sendiri, karena ia mendapat nilai di bawah KKM saat ulangan pagi tadi.

tapi, ia di bantu fikar dan yang lainnya, untuk mengerjakan. 5 soal tuntas dalam waktu kurang lebih 10 menit. Arista bernafas lega seraya menutup bukunya.

"Kita ke basecamp yok, sore ini." Ajak raffa dengan mengapit rokoknya.

"Gas, lah! Lama gue nggak ke basecamp, gara-gara geng curut, bikin orang sibuk Mulu." Seru marchel.

"Mangaknya itu, pada mau ngga nih?" Tanya raffa lagi.

"Iya. Gue Dateng." Jawab Fikar melingkarkan tangannya pada kursi arista.

"Setuju."

"Dateng"

Raffa mengulurkan ibu jarinya setuju.

Fikar menoleh ke Arista, saat gadis itu sedang mengobrol asik dengan sahabtnya.

"Nanti malem mau ke mall?" Ajak fikar tiba-tiba.

Mendengar kata mall, gadis itu langsung menoleh kuat. Sudah lama ia tidak menginjak kakinya di tempat itu, semenjak orang tuanya sering keluar kota, arista jarang main bebas seperti sebelumnya, padahal itu waktu yang tepat untuk dia me-refresh dirinya dengan cara keluar mencari hiburan.

"Nanti malam?" Tanya arista antusias.

Fikar mengangguk. "Mau?"

"Mau banget. Lama nggak beli barang baru. Tapi, katanya mau ke basecamp?" Ujar arista mengingat ajakan raffa.

"Nanti kita nyusul. Ada barang yang mau aku beli, buat di ruangan OSIS." Kata fikar

"Oke. Nanti aku tunggu di rumah."

"Iya, sayang." Celetuknya lagi.

"Fikar! Ih." Protes arista wajahnya memerah.

Fikar melingkarkan tangannya di leher arista. "Why, emang ada salahnya? Dari pada sama cewe lain. Mau, hm?" Tanya Fikar berbisik.

"Malu, ada yang lain!" Timpal arista melirik kanan kirinya, yang lain masih belum sadar, bahwa sang kutub sedang bucin.

"Kalau lagi berdua, boleh?" Pancing fikar lagi.

Kebiasaan barunya, menggoda Arista hingga gadis itu pasrah dan nurut apa yang dia mau, wajah yang merah dan salah tingkah di tempat, itu tujuan pertama Fikar.

Entahlah, ini arista atau fikar yang berhasil meluluhkan ke-cuekan di diri mereka masing-masing. Intinya, mereka bisa membuat pasangannya berubah lebih baik.

"Fikar. Sekali lagi kamu ngomong gitu, aku pergi." Ancam Arista dengan menunjukan ketajaman matanya.

Fikar terkekeh geli. Bukannya takut, ia malah gemas dengan sikap arista seperti ini. Fikar mengusap mata Arista yang masih melebar.

"Udah jangan lebar-lebar, nanti copot." Fikar mengalihkan pandangannya.

Arista mendengus, pura-pura marah, padahal di relung hatinya, ia sangat senang bukan main. si kutub yang mencair mengalahkan semua cowok humoris yang berhasil membuatnya bahagia, dalam sekejap.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang