[ANVALLER 60]

2.5K 219 7
                                    

"percaya dengan seseorang itu penting, meskipun kau merasakan perubahannya, namun itu tidak merubah hatinya"

"percaya dengan seseorang itu penting, meskipun kau merasakan perubahannya, namun itu tidak merubah hatinya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

–Valderzone–

sebuah jalan kecil yang lumayan gelap di lewati dua motor berdampingan, keduanya melaju pelan kerena jalan masih berupa tanah dan sangat licin, terkena hujan.

Arista dan attrea, keduanya berhenti dibelakang rumah besar namun tidak bertingkat. Rumah itu bagus, namun jauh dari permukiman, di tengah-tengah sebuah ladang yang tidak terpakai.

"itu rumahnya?" arista memperhatikan rumah itu dari samping belakang, bersih namun sangat sepi. Seperti tidak ada kehidupan di dalamnya.

"iya. Keluarga mereka jarang keluar, bahkan hampir tidak pernah, kalau mereka membutuhkan sesuatu mereka meminta anaknya untuk mengirim." Kata attrea menatap gerbang besi yang kotor.

"berarti mereka nggak pernah keluar dong?"

"nggak, keluar pun mereka berpakaian tertutup dan memakai sarung tangan." Ucapnya menjelaskan.

"biar sidik jarinya nggak ter deteksi?" tebak arista. Attrea mengangguk menjawab.

"masuk, yuk," ucap arista ngawur.

"lo bego apa gimana? Mereka kenal kita, mau lo hancurin usaha kita selama ini?" timpal cowok itu tak mengerti jalan pikiran arista.

"gue pengen ketemu orang itu." Jawab arista sedikit emosinya muncul.

"nggak usah, yang penting lo udah tau keberadaan mereka, dan mereka nggak akan bisa keman-kemana, gue jamin." Sanggah attrea meyakinkan.

"jadi selama ini mereka nggak pernah keluar negri? Cuma hapus jejak perlahan." Gumam arista yang masih setia menatap rumah itu.

"yang pernah gue denger waktu itu, pak nugraha bilang di telfon, dia suruh bebrapa anak buahnya, buat menelusup masuk ke kantor yang pernah berhubungan dengannya, dan..."

"ambil semua jejak dia?" sambung arista paham.

Attrea mengangguk. "itu yang gue denger, tapi waktu itu gue nggak peka, kalau itu menyangkut hal ini." Katanya.

"kayaknya memang itu yang dia lakukan, buktinya sekarang nggak ada dimana pun data diri atau setitik jejaknya." Timpal arista.

Keduanya diam memperhatikan rumah itu, meski tetap tidak akan ada orang yang beraktifitas di dalamnya.

Bruumm...

Derung satu motor datang dari ujung jalan, kedua betatapan terkejut, tanpa aba-aba, mereka naik ke motornya masing masing, melaju masuk ke dalam kebun yang Sudah rusak, menghindari kendaraan yang baru saja lewat di depan mereka seteleh mereka bersembunyi.

"anaknya," ucap attrea memandang motor itu masuk ke halaman rumah.

"ternyata fakta itu bener." sambung arista dengan tatapan tak percaya.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang