[ANVALLER 12]

4.1K 272 2
                                    

"rindu adalah hal yang paling susah untuk di lawan, Namun jika seseorang itu dapat mengatasinya dengan baik. Rindu itu tidak akan terlalu berat"
-- Arista Kenzie Alexis ---

****

Langit pagi masih berwarna biru agak pekat karena memang masih jam lima pagi, tetapi udara sangat segar membuat orang yang merasakannya tenang.

Sama halnya dengan Arista yang sedang membuka jendelanya, menonton langit biru tua dari atas sana dengan bulan masih setengah bersinar.

Arista tersenyum, ia sangat suka dengan langit atau suasana pagi hari, yang selalu mengingatkannya pada suasana di Bandung dulu dan membuat hatinya tenang dan damai.

Flashback on

Empat anak kecil berlarian Sambil bermain di lapangan Rindang dekat rumahnya, anak kecil yang masih belum tau keadaan dunia yang menyakitkan, mereka tersenyum tulus tanpa kepalsuan.

Satu dari mereka adalah perempuan, Arista Kenzie Alexis. Ia bermain dengan ke tiga sahabatnya di salah satu lapangan kompleks yang ada di kota Bandung.

"main petak umpet yuk!" Ajak Arista ke ketiga sabahatnya.

"Ayo! Biar aku yang jaga" ucap cakra mengambil posisi di balik pohon.

Mereka pun bersembunyi di tempat-tempat sepi. Arista bersembunyi di samping rumah warga Dan yang lainnya ada di atas pohon atau di balik semak-semak.

"SEPULUH!! UDAH SIAP? AKU CARI YA?" Pekik Cakra selesai menghitung sembari mengedarkan pandangannya, berjongkok mencari ketiga temannya bersembunyi.

Lalu dari atas pohon attrea turun dan berlari ke arah balik pohon tempat cakra menghitung dan menepuk pohon tersebut.

Cakra menoleh kuat. Aisshh dia kelepasan satu. Batinnya. Lalu dia berjalan ke arah jalan raya dan mendengar suara berisik di balik semak-semak, lalu dia membukanya perlahan, Detik berikutnya ia tertawa keras, melihat badan temannya di penuhi lumpur got yang berisi air.

"Hahahaha...kamu ngapain mandi di got jordan?!" Tanya cakra di sela-sela tawanya.

Arista keluar dari persembunyiannya mendekat ke arah mereka berdua di ikuti satu sahabatnya di belakang.

Jordan memasang wajah masam, bukanya membantu malah di ketawain, biasa temen itu kan tertawa dulu baru di bantu.

"Jordan kamu jatuh?" Tanya Arista berjongkok di samping jordan.

"Nggak liat aku kotor gini?" Ucap jordan kesal.

"Yaudah sini aku bantuin, naik cepat." Ujar satu sahabat Arista lainnya mengulurkan tangannya sedangkan Cakra ia masih tetap tertawa hingga mengeluarkan air mata. Temen nggak ada akhlak.

Jordan akhirnya naik dan di bawa ke rumahnya dengan ke adaan berlumur air got, untungnya tidak bau...

Flashback off

Lamunan Arista buyar karena ketukan pintu dari mbak Inah.

"Kenapa mbak?" Tanya Arista berjalan mendekati mbak Inah.

"Non mau makan apa?"

Arista menggeleng. "Nggak usah mbak Arista mau berangkat pagi. Soalnya ada rapat di ruang osis. Nanti Arista beli di kantin aja" tolak Arista.

"Saya buatin roti aja ya, sambil nunggu non mandi di buat makan di jalan, sebelum makan di kantin"

Arista menagangguk lalu tersenyum. Mbak Inah pun keluar kamar menuju dapur.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang