"Cinta bukanlah sesuatu yang kamu temukan, cinta adalah sesuatu yang menemukanmu"
_Fikar Erlangga_
****
Gerbang sekolah masih terbuka. Fikar masuk dengan motor gedenya, hari ini dia tidak berangkat bersama teman-temannya karena semalam ia begadang dengan kakaknya setelah acara kantor papanya dan bangun terlambat.
Fikar memarkirkan motornya di bagian belakang agar mudah keluar nantinya, kali ini ia tidak menggunakan jas almamater kebanggaannya itu karena hari ini osis kelas 12 free.
Ia melangkah dengan terburu mengejar jam, karena hampir bel masuk, ia juga belum piket untuk pagi ini.
Di tengah lorong Olivia sedang berjalan santai sembari membaca novel favoritnya, ia menoleh kebelakang ketika Fikar memanggil namanya.
"Kenapa kak?" Tanya olivia menutup bukunya.
"Gimana ke adaan Arista?" Tanya Fikar dengan mengatur nafasnya.
Olivia bergumam. "Tadi pagi aku telefon dia, katanya dia udah bisa jalan dan nggak lemes lagi." ucap Olivia mengingat Arista yang berjalan dengan Aksa tadi pagi saat mereka melakukan video call.
Fikar mengangguk dan ber"oh"ria. "Siapa yang nemenin dia?" Tanya Fikar lagi.
"Tadi malam sih aku liat ada dua cowok, satunya Aksa terus satunya lagi.. aku nggak tau" jawab Olivia.
Dahi Fikar menukik tajam. "Dua cowok?" Olivia mengangguk.
"Yaudah makasih infonya." Ujar Fikar, Lalu berlari ke kelasnya tanpa berpamitan dengan Olivia.
Olivia mengangkat pundaknya dan membuang nafas pelan lalu berjalan kembali ke kelasnya dengan membaca novelnya.
°°°°°
Arista keluar kamar mandi ruang rawat dengan jalan pelan di bantu Aksa yang menunggu di samping pintu kamar mandi.
"Kamu nggak sekolah?" Tanya Arista duduk di sofa singel.
Aksa menagangguk. "Sekolah. tapi setelah kamu selesai semuanya" ujar Aksa merapikan tasnya di samping brankar.
"Oh iya kamu Deket sama Fikar?" Tanya aksa membuat mata Arista membulat lalu ia menggeleng.
"Enggak! Kita cuma satu organisasi aja, jadi sering ketemu." ucap Arista memebenarkan ucapan Aksa.
"Kalau aku bilang kamu jangan deket-deket sama dia gimana?" Tanya Aksa ragu dengan menyenderkan punggungnya di meja nakas.
"Nggak bisa Aksa... Kan dia ketua OSIS aku sekertaris, jadi mau nggak mau aku harus Deket sama dia buat ngerjain tugas osis, sebentar lagi juga ada acara di sekolah, jadi aku bakal lebih sering sama dia." Jawab Arista jujur, ia tidak mau Aksa khawatir tentang hubungannya dengan Fikar.
Arya memangguk dengan senyum masam, bukannya mengekang tapi ia hanya tidak mau Arista dekat dengan cowok brandalan seperti Fikar. Suka berantem dan ugal-ugalan.
"Yaudh kamu berangkat gih.. udah hampir jam 7 ini" ujar Arista melirik jam diatas pintu.
Aks mengambil tasnya dan berpamitan dengan Arista tidak lupa mengusap lembut rambut Arista.
Arista berdiri dan berjalan ke arah brankar mengambil ponselnya yang berdering.
Ia menatap ponselnya dan membaca nama dari penelfon sebrang. MAMA.
Arista membulatkan mata, mamanya menghubunginya dengan video call, ia menoleh kana kiri panik mencari tempat untuk menjawab telfon mamanya.
Sofa single. Arista melagkah pelan ke arah Sofa single dengan memebawa tiang infus di tangan kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anvaller [END]
Teen Fiction[ Sebelum baca follow dulu ya] #1 wattpad (13/06/21) #2 basket ball (31/03/21) #1 Arista (16/02/21) #1 Fikar (23/01/21) Arista Kenzie alexis. Gadis ketus yang kerap melanggar peraturan di sekolahnya. arista jago bela diri, namun bakatnya itu ia sem...